Senja itu matahari begitu enggan memperlihatkan cahayanya. Awan-awan berkejaran seakan ingin mengarak prosesi pekuburan jenazahku. Perlahan-perlahan tubuhku mulai di masukkan ke dalam liang lahat. Sanak family yang datang tertunduk haru bahkan ada yang tertahankan tangisnya. Rasa tak tega melihat jenazahku terbujur kaku didalam kubur
Inilah hari perpisahan yang paling getir dan menyesakkan dada. Setelah jenazahku di letakkan di dalam lubang dan tali pengikat kain kafan di lepaskan. Para penggali kubur menutupinya dengan kayu yang telah di siapkan. Dan lahat pun di jejal tanah dengan rapatnya
Inilah akhir episode kehidupankku di dunia ini
Dan mulai memasuki kehidupan yang baru di alam kubur
Mulai saat… ini aku hanyalah seseorang yang namanya yang tertulis di Batu Nisan
Mulai saat ini… aku hanyalah seonggok bangkai yang menjijikkan
Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung
Di susul kemudian, rambut, kuku, tapak kaki,, dan tangan akan terlepas
Kulit dan jaringan tubuh akan tercerai berai
Pandangan yang sangat mengerikan ketika perut tiba-tiba pecah
Menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan
Bakteri dan serangga.. berkembang biak, menggerogoti tubuh
Hingga perlahan-lahan menghancurkannya dan menyisakan tulang-belulang
Aku mengalami akhir yang mengerikan.
Tak ada lagi kenangan akan hari-hari indah ketika di dunia
Aku sibuk meniti karir, sejak pagi hingga malam ku habiskan waktu untuk mengurus perusahaan
Mengecek pembukuan, mengikat kontrak baru, dan memperhatikan karyawan
Agenda yang padat, tidak memberiku ruang dalam memoriku tentang kematian
Aku berambisi setinggi langit menuju puncak kesuksesan
Tiba-tiba aku di kejutkan dengan Kematian, saat aku mengalami kecelakaan
Ya Allah, sesingkat itukah kehidupan dunia?
Padahal baru saja memiliki RUMAH IMPIAN yang belum lama aku tinggali
Namun kini aku menjadi penghuni PUSARA
Ruang tidur yang EMPUK DAN NYAMAN
Kini berbantalkan tanah berselimut KAFAN
Di halaman belakang rumahku tempatku melepas lelah..
Dan kini beristirahat dalam kubangan lumpur dan timbunan tanah
Istriku, begitu terpukul dan snagat sedih menangisi KEMATIANKU
Namun kini ia sudah bahagia, MENIKAH lagi dengan lelaki lain
Sedangkan aku, berbaring sendiri di cekam kesunyian
Tawa riang anakku, begitu bahagia saat menyambut kedatanganku
Kini berganti nyanyian sepi dan nestapa
Saham-saham, dan uang-uangku di beberapa perusahaan telah mereka ambil dan mereka bagi-bagi
Sedangkan yang ku bawa hanya sehelai kafan yang lusuh
Ya Allah, aku benar-benar kehilangan
Kehilangan waktu yang ku habiskan dengan sia-sia
Kehilangan kesempatan.. untuk bersujud di hadapanMu…
Kehilangan ladang.. untuk menanam pohon-pohon Amal Baikku…
Kehilangan seluruh harta yang dengan jerih payah telah aku kumpulkan..
Dan hanya sekeping rupiah yang ku sisihkan untuk bekal akhiratku…
Dan kehilangan orag-orang yang dulu mencintaiku…
Ya Allah, di pintu kkubur ini aku menunggu…
Menunggu doa-doa dari anak-anak yang telah aku besarkan
Tapi, mungkinkah mereka bias memeohonkan maaf atas satu saja dosa, yang pernah kku lakukan???
Bukankah aku.. telah teledor mendidiknya???
Kubiarkan mereka bebeas bergaul, sehingga menjadi anak yang hilang arah hidupnya
Lagu-lagu lebih mereka hapal, daripada SEBAIT “DO’A KESELAMATAN” untukku
Berlinang air mata tapi bukan menangisiku. Hanya karena film-film yang mereka tonton.
Terbangun di penghujung malam, tapi bukan untuk mendo’akanku melainkan duduk dan menonton bola.
Aku memang tak pernah mengajarkan mereka sepotong do’a. aku memang tak pernah mengenalkan mereka satu ayatpun dari Kitab suci-Mu. Dan aku tak pernah mengajarkan mereka, Sholat, Shaum dan Ibadah-ibadah yang lainnya.
Ya Allah sungguh aku termasuk orang-orang yang merugi.
PESAN PENTING:
Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana akhir hidupnya. Dan pilihan itu ada pada Bagaimana ia menjalani kehidupannya. Sebagaimana ia menjalani kehidupannya, seperti itulah kemungkinan besar ia akan mengakhiri kehidupannya. Karena sesungguhnya dengan menjalani kehidupan, berarti kita sedang berjalan menuju Kematian kita.
"Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu lari padanya, ia pasti menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. AL-Jumu’ah;8)
Inilah hari perpisahan yang paling getir dan menyesakkan dada. Setelah jenazahku di letakkan di dalam lubang dan tali pengikat kain kafan di lepaskan. Para penggali kubur menutupinya dengan kayu yang telah di siapkan. Dan lahat pun di jejal tanah dengan rapatnya
Inilah akhir episode kehidupankku di dunia ini
Dan mulai memasuki kehidupan yang baru di alam kubur
Mulai saat… ini aku hanyalah seseorang yang namanya yang tertulis di Batu Nisan
Mulai saat ini… aku hanyalah seonggok bangkai yang menjijikkan
Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung
Di susul kemudian, rambut, kuku, tapak kaki,, dan tangan akan terlepas
Kulit dan jaringan tubuh akan tercerai berai
Pandangan yang sangat mengerikan ketika perut tiba-tiba pecah
Menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan
Bakteri dan serangga.. berkembang biak, menggerogoti tubuh
Hingga perlahan-lahan menghancurkannya dan menyisakan tulang-belulang
Aku mengalami akhir yang mengerikan.
Tak ada lagi kenangan akan hari-hari indah ketika di dunia
Aku sibuk meniti karir, sejak pagi hingga malam ku habiskan waktu untuk mengurus perusahaan
Mengecek pembukuan, mengikat kontrak baru, dan memperhatikan karyawan
Agenda yang padat, tidak memberiku ruang dalam memoriku tentang kematian
Aku berambisi setinggi langit menuju puncak kesuksesan
Tiba-tiba aku di kejutkan dengan Kematian, saat aku mengalami kecelakaan
Ya Allah, sesingkat itukah kehidupan dunia?
Padahal baru saja memiliki RUMAH IMPIAN yang belum lama aku tinggali
Namun kini aku menjadi penghuni PUSARA
Ruang tidur yang EMPUK DAN NYAMAN
Kini berbantalkan tanah berselimut KAFAN
Di halaman belakang rumahku tempatku melepas lelah..
Dan kini beristirahat dalam kubangan lumpur dan timbunan tanah
Istriku, begitu terpukul dan snagat sedih menangisi KEMATIANKU
Namun kini ia sudah bahagia, MENIKAH lagi dengan lelaki lain
Sedangkan aku, berbaring sendiri di cekam kesunyian
Tawa riang anakku, begitu bahagia saat menyambut kedatanganku
Kini berganti nyanyian sepi dan nestapa
Saham-saham, dan uang-uangku di beberapa perusahaan telah mereka ambil dan mereka bagi-bagi
Sedangkan yang ku bawa hanya sehelai kafan yang lusuh
Ya Allah, aku benar-benar kehilangan
Kehilangan waktu yang ku habiskan dengan sia-sia
Kehilangan kesempatan.. untuk bersujud di hadapanMu…
Kehilangan ladang.. untuk menanam pohon-pohon Amal Baikku…
Kehilangan seluruh harta yang dengan jerih payah telah aku kumpulkan..
Dan hanya sekeping rupiah yang ku sisihkan untuk bekal akhiratku…
Dan kehilangan orag-orang yang dulu mencintaiku…
Ya Allah, di pintu kkubur ini aku menunggu…
Menunggu doa-doa dari anak-anak yang telah aku besarkan
Tapi, mungkinkah mereka bias memeohonkan maaf atas satu saja dosa, yang pernah kku lakukan???
Bukankah aku.. telah teledor mendidiknya???
Kubiarkan mereka bebeas bergaul, sehingga menjadi anak yang hilang arah hidupnya
Lagu-lagu lebih mereka hapal, daripada SEBAIT “DO’A KESELAMATAN” untukku
Berlinang air mata tapi bukan menangisiku. Hanya karena film-film yang mereka tonton.
Terbangun di penghujung malam, tapi bukan untuk mendo’akanku melainkan duduk dan menonton bola.
Aku memang tak pernah mengajarkan mereka sepotong do’a. aku memang tak pernah mengenalkan mereka satu ayatpun dari Kitab suci-Mu. Dan aku tak pernah mengajarkan mereka, Sholat, Shaum dan Ibadah-ibadah yang lainnya.
Ya Allah sungguh aku termasuk orang-orang yang merugi.
PESAN PENTING:
Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana akhir hidupnya. Dan pilihan itu ada pada Bagaimana ia menjalani kehidupannya. Sebagaimana ia menjalani kehidupannya, seperti itulah kemungkinan besar ia akan mengakhiri kehidupannya. Karena sesungguhnya dengan menjalani kehidupan, berarti kita sedang berjalan menuju Kematian kita.
"Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu lari padanya, ia pasti menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. AL-Jumu’ah;8)