Jumat, 29 Januari 2016

Mimpi

di Januari 29, 2016 0 komentar
Saya tidak terlalu ingat mimpi apa sebenarnya saya semalam. Saya cuma ingat jelas, sebelum tidur saya menangis. Akhir-akhir ini ntah kenapa dengan hatiku terlalu sensitif. Sedikit bercandaan bisa memancing emosi, berimbas dengan perilaku yang tidak baik. Ntah sejak kapan saya menyadari ada yang aneh denganku. sesuatu yang tidak pasti. Kepalaku terasa berat, bantal juga ikutan sembab. Semuanya berat. Kalau tidak ingat ada mimpi yang sempat hadir. Mimpi yang aneh.

1. Saya menghabiskan waktu bicara panjang lebar dengan seorang Pemuda yang saya tahu persis siapa dia. Sudah beberapa kali dia masuk dalam mimpiku, tapi saya belum pernah masuk dalam mimpinya sepertinya. Anaknya orang yang nda ditaaau antah berantahnya dari manaaa bisa sangat bebas masuk dimimpiku. ANEH.
2. Ai' tenggelam. saya melihatnya tenggelam di air, nafasnya mulai hilang. Tangannya menggelepar-menggelepar di air. Suaraku juga tercegat dileher, nafasku tidak beraturan, kakiku kaku, seperti merasakan sekujur tubuhku stroke seketika. Saya melihat Ihsan, adikku, menolongnya dengan nyemplung ke dalam air. Menolong ai' yang ntah dia masih hidup atau tidak.

Samar-samar ku dengar ada Murottal, dan membangunkanku dengan tubuh berkeringat. Tulangku terasa ngilu. Kepalaku berat. Apa maksud mimpi ini Ya Robb-ku. 

Antara Beruang dan Berjuang

di Januari 29, 2016 0 komentar
Siang itu Fath menyusuri jalanan kampus yang tidak terlalu sepi untuk pagi itu. Ini kampus hijau yang baru kali ini ia jalani sendirian. Pernah sebelumnya dia kekampus ini ketika SMA, menemani seniornya saat itu. Hmm, salah salah. Mungkin lebih tepatnya dibawa kabur ke sana. Anak SMA yang baru saja melihat suasana kampus yang belum didatanginya sama sekali, matanya melototi bangunan yang sepertinya sudah cukup tua dan tidak terawat. Rumputnya tinggi, cat temboknya sudah mulai terkelupas, kusen bangunannya beberapa sudah terlihat dimakan rayap. Tapi, tetaplah ia kampus yang ramai. Fath masih ingat betul percakapan dikampus itu untuk pertama kalinya.

"Fath, sini" panggil Ijal sambil melambaikan tangannya, seniornya saat SMA itu.
"Ahh nda mau. Sini saja. Saya malu kak ke sana" Katanya.
"Yaeellaaaah, giliran kekampus malu. Di sekolah emang lu taro dimana malu itu?" Tanya Ijal dengan tawa terbahak-bahak. Bibir Fath manyut, dengan tatapan sinis dia memperlihatkan kepalan tangannya.
Dari atas gedung seorang mahasiswa teriak.
"Jal, siapa lu tuh?"
"Oh ini? Itu, anak korban tsunami yang gua pungut di got tadi. Kasian dia mah" Balas Ijal dengan tawa yang lebih bebas.
"Hahahaha, sialan Lu. Kalo gitu buat gua aja. Cantik soalnya"
Barulah tawa Fath pecah. Sepertinya dia sangat setuju dengan kalimat sahabat seniornya itu.
"Fath, nanti kamu kuliah disini ya? Sudah nama kampusnya Muslim, insya Allah kamu tambah Muslimah. Biar gak tomboy lagi" Kata Ijal.
"Gak mau ah. Kampusnya angker. Bangunannya tua dan sangat tidak bersemangat"
"Kualaaat lu ya nanti"

Dan, hari ini. Kartu Mahasiswanya menjadi bukti nyata bahwa Ia adalah Mahasiswa Kampus Hijau yang pernah ia hina dulu. Meski tak sepenuh hati mengatakannya. Kakinya terus melangkah dengan cepat, memburu Profesor yang bakalan jadi Supervisornya kedepannya saat Tesis itu benar-benar diperjuangkan. Auditorium Al-Jibra. Matanya menyusuri isi ruangan yang luas. Sangat luas. namun sosok yang ia cari belum muncul sedikitpun.
"Ah maaf kak, ganggu. Mau nanya. Prof. Achmad dimana ya? Tadi saya janjian disini, cuman saya gak tau beliau dimana" katanya pada perempuan yang sepertinya menjadi panitia di acara yang akan berlangsung tidak lama lagi.
"Maaf adek siapa?"
"Saya Mahasiswa PPs, kak. Mau minta persetujuan pembimbing sama Beliau"
"Oh gitu. Beliau ada dibelakang Anda"
Berbalik. Ssseeetttttt.... Tinggi, kumis yang lebat, wajah yang sangat berwibawa dan kebapakan. fath menarik napas panjang lalu kemudian berjalan menghampiri WR III tersebut. beliau masih berbicara dengan sesamanya dosen sehingga Fath harus menunggu sampai Beliau menyelesaikan perbincangannya. Salah 1 Dosen menegur,
"Kenapa Nak?"
"Ohh anu pak, ini saya mau minta TTD persetujuan pembimbing sama Prof. Achmad" Kata Fath, gagap.
"Oh, iyya. Prof. Achmad, ini ada mahasiswa ada perlu" Objek yang dituju melihat Fath lalu tersenyum. senyum yang sangat menenangkan, dan dengan pelan fath menyodorkan kertas berisi Persetujuan Pembimbingan.
"Sini Nak" Dan, setelah konsultasi beberapa saat. TTD pun berhasil didapatkan. Dengan hangat Si Bapak menyalami Fath dan berkata "Semangat ya". TERBAAAAAANG.
"Andai semua dosen seperti ini Ya Allah" Batin Fath.

Ketika Fath membuka BBM, salah 1 kontak di BBMnya "Beruang Bengkak" seperti menjadi mantra baru. Pasalnya, nama Beruang seolah menjelma menjadi Kata BERJUANG. Dan, entah bagaimana caranya tulisan Beruang dan Berjuang seolah beriringan dan menempel dimana-mana. Di dinding, di lantai, di atap, di jendela, dikursi, bahkan di berkas-berkas yang Fath pegang. bibirnya mengulung senyum hingga keesokan harinya. Pagi benar, seperti biasa Fath sudah siap menginjakkan kakinya di Bumi Allah mencari Dosen yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Bermodal alamat dari teman, kesasar beberapa kali, lalu sampai di rumah bercat abu-abu. Mengetuk pintu berkali-kali dengan tangan setengah gemetaran, dan ALHAMDULILLAH. Beruang memang Mantra ajaib. Kok beruang? BERJUANG maksudnya. Ahh apapun itu, perjuangan hari ini alhamdulillah dilancarkan. Ini belum usai. Ini justru awal dari segalanya sampai Ijazah di genggam di tangan. ^____^

Seperti kisah fath di atas, mungkin di luar sana banyak Fath yang lain yang sedang berjuang juga. Denganku juga. Sama. Semoga Allah memudahkan dan melancarkan segalanya untuk kita. aamiin Ya Rabb. 
 

Lyu Fathiah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review