Rabu, 24 Agustus 2016

Tabayyun (pilihanku bertanya)

di Agustus 24, 2016 0 komentar
Aku: A, B, C, D dan semua rentetan huruf seolah menjadi bukti, banyak nama yang mengisi kehidupan Afdal. Setiap orang memiliki kisah masing-masing ditahun-tahun sebelumnya sebelum bertemu denganmu. Kamu-pun demikian kan? Banyak sekali kan? Begitu pula dengannya. Semua itu hanya semacam kisah yang kelak mungkin akan ia ceritakan padamu bahwa dulunya dia banyak singgah di sementara-sementara, yang mungkin kamu adalah kesementaraan yang terlupakan. 


Kamu : Tapi rasanya menyakitkan, Ti. Sakit sekali. Mendengar nama-nama itu benar-benar membuat kepalaku rasanya berputar mengelilingi banyak kemungkinan-kemungkinan yang ku terka sendiri. 

--- Matamu memerah dan memecahkan bulatan embun disana. Melunturkan bedak-mu yang sedari tadi menutupi kulit sawo matangmu. Badanmu bergetar, pipimu merona tidak bahagia. Jari-jarimu menutupi wajahmu sembari menahan isak yang tak ingin kau perdengarkan pada tetangga. KAMU MENANGIS dan INGIN SEKALI AKU MEMELUKMU---

Aku : Yakin, bahwa kamu adalah pilihan terakhirnya. Kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu hanya ingin tahu saja. Sekedar itu, bukan...

Kamu: Tapi ini nyakitin. Kamu tau kan rasanya gimana? (Bentakmu memotong)

--- Kamu benar-benar menangis. Benar-benar menangis. Bagaimana rasanya hatimu? Allah, bisakah saya saja yang merasakannnya? Tak usah mengaliri dirinya? Dia terlalu lemah---

Kamu : Apa artiku untuknya?

Aku : (Seperti berartinya kamu bagiku) Seperti BUMI, 

Kepalamu terangkat. Matamu bertanya.

Kamu : Kamu rela terinjak meski masih terus memberi. Rela dihujani, meski terus tetap menumbuhkan. Rela dibakar meski terus tetap meneduhkan. Jika sampai saatnya kamu hancur, (aku) dia juga akan hancur.

--- Matamu berhenti mengalirkan cairan sendu itu. Mungkin kamu sudah tenang. Syukurlah. Kamu harus kuat. Jangan menangis lagi. KAMU HARUS BAHAGIA---

Kamis, 11 Agustus 2016

Iger-s

di Agustus 11, 2016 0 komentar

Ada yang pake IG disini?
Instagram, ai-gi, IGERS, dan bla-bla-bla. Pengucapan apapun yang kalian berikan untuk aplikasi satu ini, whatever dah. Kalo ada pollo’ka nahh. Nanti saya pulbek, kalau ngga saya block ko itu. Hahaha
Yah begitulah dunia INSTAGRAM.
Dunia yang mengharuskan kamu ‘hanya’ mosting FOTO andalan kamu. Yang berharap orang liat lalu double klik, yang artinya kamu punya likers yang semoga saja, bejibun.
Pengguna ‘instagram” sendiri beragam tujuannya, kalau saya buat chart untuk alasan mereka menggunakan ‘ig’ maka hasilnya seperti ini, Pak-Buk-Kak-Dik-Boy-Sizt-Gan.


Saya melakukan penelitian ini (penelitian sotta lah kalau saya menamakannya) berdasarkan account instagram saya, yang ketika pertama kali membuatnya saya mendapatkan followers 700-an orang. Mungkin ini dikarenakan IG saya terkoneksi dengan Facebook dimana teman saya sekitar 4000an orang. Gak nyampe setengah teman FB saya nge-follow, haha. Dan gak papa, gak masalah. Setahu saya (saat itu) instagram hanya sebuah aplikasi dimana kita yang “suka” foto, narsis-narsisan, atau benar-benar hobby fotography, menjadikan aplikasi ini seperti semacam box of image. Tempat kamu mengalbumkan semua jepretan kamu atau kenangan kamu.
Sampai disitu, keliatan banget saya seorang pengguna yang baik hati dan polos. Hahaha. Lalu bertemulah saya dengan yang namanya “trackgram”. Ini pertama kali diperkenalkan Sahabat dunia akhirat saya, teman yang selalu mengajak saya pada kebaikan juga pada keburukan yang kebanyakan keburukan itu dipersembahkan oleh SAYA SENDIRI, haha. Namanya Bang Taqiem, asyiikkk. Temen? Iyya temen, tenang ajeee. Nanti baru mikirin yang macem-macem. Saat ini MANA kok. Eh, AMAN.
Saat itu dia nge-download aplikasi ini (tentunya via Hpku toh) lalu menjelaskan ke saya fungsi dan manfaatnya gimana. Awalnya nih, semua orang yang ngefollow saya, “pasti” bakalan saya foolback. Kenapa? Yah tahu kan namanya TERIMA KASIH? Orang ngajakin kamu berteman, dan apa balasanmu? Pastinya membalas dengan baik. Namun, GAK SEMUA YANG LO DENGAR ITU BENAR!  Catet itu, Ulfa Hidayati. Karena pada kenyataannya semua orang yang nge-follow kamu, setelah kamu foolback, mereka nge-UNFOLLOW-kamuuuuuuuu.
Hahahahahahaha... masih mauuuuuko sok baeeekk?
Itu kita baru membahas soal FOLLOWERS. Kok dibahas duluan sih? Sementara chartnya itu LIKERS dulu yang keliatan grafiknya,
Iyya, soalnya Followers itu yang menjadi peringkat pertama kenapa orang make instagram. Pengen dikata banyak “followersnya” sampe kkkkkkk-kkkkkk apaaa gitu yang saya sendiri gak mau pusing. Pernah kan ada juga yang numpang promosi di foto kita, tentang jasa followers. Pulsa 50 Ribu dapat 500 Followers. Pulsa 100ribu, dapat 1000 Followers, mungkin ampe sejuta-juta juga gak tau berapaan Followers yang bakalan didapetin. Selain jasa jualan followers, ada juga yang biasa ngetag kita di salah satu foto sambil bilang gini, “bantu like dong”. Grrrr!
Nah kita mulai memasuki pembahasan kedua. Tadadadahhh!
Likers ini soal biasa sih kalo menurutku. Semua yang make IG pasti ngarep di likers. ini hubungan yang gak terputus dari followers. Ada followers pasti ada likers. tapi belum tentu, bisa saja 5 di antara 10 followers saja yang ngelike foto kamu. Tapi kamu bisa mendapatkan banyak likers, dengan menggunakan hastag. Ini kebanyakan dipakai mereka yang sudah lihai di dunia IG, semacam fotografer, pendaki, dll.
Udah ah, pindah pembahasan ke STALK.
Lewatin saja yang businessnya, soalnya pasti ujung2nya JUALAN atau nggak PROMOSI PRODUK (sama ajaaaa buk).
Nah, di bagian ini yang paling bikin kamu, kamu, gregetaaaan. Hahahaha
Adaaaa, yang make instagram untuk urusan percintaan.
Contoh nih ya, saya suka sama seseorang. Saya carilah Ig-nya, guna, liatin foto atau videonya, terus di scrool sampai foto terbawah, kalau berani di like semua dan ini kadang membuat kita lupa pada tujuan awal untuk ngestalking malahan beneran suka sama semua foto-fotonya (sekalian ngasi tau kalau saya ngefans sama dia), atau kalau gak berani, pantengin aja terus skalian cari tau siapa yang lagi deket sama si do’i. Kalau beruntung bisa liat dari siapa yang nge-like fotonya atau yang sering koment-koment. Kalau banyak? Ya udah, elus dada. Mungkin kamu sedang ngincar anak yang kebetulan jadi artis lokal. Itu hal positifya. Hal negatifnya pasti ada. Tapi gak usah disebutin. 1mo pae. DI BLOCK-ir orang. Haddyyeehh.. Semua pasti sudah paham.
Saya sendiri kenapa makai INSTAGRAM?
Awalnya jujur karena dengan aplikasi ini, saya bisa dekat dengan seseorang yang (mungkin) dia gak tau betapa sayangnya saya ke dia. Sangat sayang. Seperdua 4 tahunku sama dia. Kamarnya adalah kamarku. Tempat kerjanya adalah tempat kerjaku. Waktu kosongnya adalah REZEKI-ku, dan setiap ceritanya adalah makanan buatku. Mungkin dia tidak akan pernah tahu bahwa siapapun yang saat ini dekat denganku, pelukannyalah yang paling hangat, genggaman tangannya lah yang paling mendamaikan, dan semua kalimat-kalimatnyalah yang paling menenangkan. Dia tidak akan pernah tahu bahwa semua yang ia ceritakan seperti dongeng penuh cinta dimataku. Saya mencintainya dengan sepenuh hati dan perasaanku. Tidak akan berhenti mengalir dan tidak akan berhenti bahkan jika ia sudah lupa sama sekali denganku. Hiks hiks hiks.

-ujung-ujugnaaaaa CURHAT-jaaaaaa kamaseh-
Dan, selesai. Hahaha.

Itumo deh. Pokoknya begitulah INSTAGRAM. Mantap tapi nyebelin. ASLIIIIII!
Namun, di Instagram kamu dan saya tentunya bisa melihat sisi lain kamera yang selalu kalah oleh mata. Kalau saya bisa memberikan seluruh hatiku lewat like yang kuberikan dari beberapa orang yang ku like fotonya maka saya bisa memberitahu bahwa saya benar-benar suka. Apapun yang saya lakukan di Instagram adalah asli diri saya. Melike karena memang suka. Ngefollow karena memang mau berteman. Dan, saya gak ngelike jika saya benar-benar tidak suka, dan tidak akan nge-unfollow bahkan sampai nge-block kalau saya benar-benar tidak suka. Jati diri kita katanya tidak bisa ditebak lewat media social. Ya benar, namun kamu bisa memilih memberitahu juga bahwa kamu baik di mana saja. Nyata ataupun Maya. Kamu tetap orang baik. 



^______^

Good Night
 

Lyu Fathiah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review