Sepetember Ceria?
Itu cuma lagu saja. Saat ini saya nda sependapat sama lagu. Saya nda mau nyanyikan lagu itu lagi padahal dia masukmi dalam list favorite song ku di hape. Tapi itu, dulu. Sekarang nggak!
September ini saya dan orang-orang terdekat saya di minta untuk mempersiapkan diri lebih matang dari contoh real yang Allah kasi ke kami.
5 September 2013.
Guruku, Ustadsku. :(
Kembalinya di sisi-Nya adalah luka yang di torehkan untuk kami anak didiknya. Anak-anak yang di bimbingnya dengan setulus-tulusnya untuk kebaikan kami. Jasa-jasa yang tak bisa di hitung membuat kami iri sekali dengan kematiannya yang betul khusnul khotimah insya Allah.
Hanya 3 hari Beliau membuat kami khawatir. Kronologisnya adalah saat Beliau hendak menghadiri sebuah pengajian rutin di Al-Markas.
Saat itu beliau sedang mengalami musibah dengan sakitnya Sang Mertua dan harus di Opname di RS Awal Bros. Kak Ana (Istri Beliau) juga sedang menunggu ayahnya di RS. Di rumah, Ustads bersama kak Farida siap-siap di mana sebelum mandi beliau membaca kembali kitabnya. Keluar dari kamar mandi, beliau sudah harum, bersih, segar, kukunya sudah bersih, sudah wudhu pula, tiba-tiba beliau merasa kepalanya sakit. Namun beliau lagi dan lagi tidak mengeluh. Hanya langsung muntah di depan kamar mandi. Kak farida cepat-cepat mengambil ember untuk beliau. Nyaris penuh ember itu dengan muntahannya. Setelah itu Ustads Sanusi mengucapkan "Laailahaa illallah" dan PINGSAN.
Di bawalah beliau ke RS Salewangan sebelum di rujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo.
Pukul 07.15 Kamis Pagi, Beliau kembali ke Pemiliknya dengan senyum yang selalu dia bawa kemana-kemana hingga akhir usianya. T_T
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Maros kami telah berpulang ke Allah. Maros berduka. DDI Berduka. Selamat Jalan, Ustads. :(
Dan, inilah kegiatan kami bersama untuk yang terakhir kalinya. Sebelum Beliau meninggalkan kami dengan ilmu yang tak ikut beliau tinggalkan di sini.
Selamat Jalan, Ustads. :(
8 September 2013
DDI kembali berkabung. Awan kelabu kembali menaungi kami. Murid-murid yang tertinggal hanya kenangan dan ilmu. Guru Besar kami, AG. KH. Prof. Dr. Muiz Kabry, juga kembali di sisi-Nya 3 hari setelah Ustads Sanusi. Luka kami belum sembuh. Kesedihan kami belum juga kering, tapi Allah jualah yang jauh lebih menyayangi beliau dari kami. Selamat Jalan Kyai. Tetapki sirami kami barakka'na ilmu'ta. T_T
Tak banyak foto yang bisa kami ambil karena desakan manusia memadati Ponpes Al-Badar Pare-pare melepas kepergian Guru'ta. Selamat Jalan, Gurutta. :(
14 September 2013
Kakekkkkk.. Saya sayangki.... :'(
Jangki pergi.... Jangki pergi...
Astaghfirullah.. :'(
Setelah sadar dan di sadarkan saya jauh lebih baik. Dengan ikhlas saya berani mengucapkan Selamat Jalan Kakek. Ku kecup keningnya yang basah karena keringat. Ku cium pipinya. Ku benamkan wajahku di kain penutup tubuhnya yang kaku. Hanya 1 yang ku sesali saat ini adaah dengan belum ku berikan jawaban pada kakek tentang permintaannya yang teramat sangat untukku. Bukan karena saya belum siap tapi memang saya belum pernah memikirkannya dengan serius. Maafkanka kakek. Maafkanka. :'(
Dan, septemberku benar-benar BERDUKA. Bendera putih berkibar berkali-kali.
Selamat Jalan orang-orang yang ku sayangi. Ku cintai. Do'akan saya biar bisa segera menyusul kalian dengan sebaik-baik kematian juga. :'( Untuk kakekku sayang, Selamat Jalan. Saya syaang ki. Syaaaaaang skali. Sangat sangat sangat sangat sayaaaang. :'(