Adikku, masih ku ingat jelas ketika Engkau masih kecil. Masih manja dipangkuan Ibu. Masih sering mengadu ketika kami kakak-kakakmu menjahilimu. Masih sangat sangat lugu dan polos.. Itu dulu. Sekitar 5 tahun yang lalu,ketika masih berusia 5 tahun. Semuanya masih seperti baru terjadi kemarin saja..
Kini,kau sudah dewasa. Sudah remaja, sudah baliqh, dan sudah menjadi seorang gadis. Sebentar lagi mungkin kau akan mengalami juga yang namanya cinta pertama,dan sebagainya. Semua juga pernah kakakmu ini alami waktu seumuranmu. Waktu masih berusia sepertimu, makanya kami cukup mampu memahamimu.
Kamu mungkin saja sudah malu jika kami peluk ditempat umum jika jalan sama-sama. Mungkin juga kamu malu ketika ayah dan ibu mengantarmu ke sekolah. Merasa risih ketika Ibu atau ayah menelpon mu berkali-kali karena kamu terlambat pulang karena sesungguhnya mereka sangat khawatir padamu. Mereka takaut jika terjadi apa-apa padamu.
Mungkin kamu sudah merasa dirimu sudah besar, sudah dewasa, sudah mampu mengatur dirimu sendiri dan sudah tahu menentukan hal-hal yang bisa kamu pecahkan sendiri. yaah, mungkin saja kamu sudah tidak mau lagi dianggap anak-anak. Kamu sudah benar-benar merasa dewasa.
Tapi, tahukah kau adikku justru kini bukan hanya ayah atau ibu yang takut akan keselamatnmu tapi juga kami kakak-kakakmu. Kami juga tahu persis bagaimana kehidupan diluar sana. Terlalu kejam jika kami benar-benar tidak menjagamu. Tidak mengajarimu menjaga dirimu agar menjadi perempuan yang baik dan menjaga izzah addinnya.
Ketika ku lihat dirimu mulai bergaya didepan cermin, dengan segala macam alat kosmetik remaja, dengan pakaian yang lagi trendi kau begitu nampak manis sekali. Sungguh iri sekali diirku melihat kecantikanmu. Tapi, kenapa hatiku miris melihatmu hanya karena busana baru yang kau coba itu bukanlah busana muslimah seperti yang selalu kakak dan ibu gunakann dirumah. Kenapa bukan jilbab yang kau pasangkan dikepalamu, kenapa mesti bando berpita yang menghiasi rambutmu???
Lebih miris lagi hatiku ketika melihatmu meluangkan waktu seharian di depan handphone mu. Entah ada apa dengan benda itu sehingga begitu menarik perhatianmu, sampai-sampai Ibu pun tak kau hiraukan lagi kehadirannya ketika mengingatkanmu untuk sholat. Apa ada seseorang yang kini mengisi waktu mu dengan sms atau tlp???
Entahlah, kakakmu ini hanya mampu menundukkan wajah juga ketika kau dimintai tolong kau hanya nyerocos. Mengeluarkan kata-kata pelampiasan kemarahanmu karena perintah-perintah kami. Melihat mu pula sangat jengkel dan membangkang ketika di nasehati membuat hatiku lembab. Sedih aku dik,melihatmu begini. Mana adikku yang manis dulu? Siapa dan apa yang membuat dirimu begini? Kenapa kau menjadi berubah? Rasaya diriku menyesal karena melihat tumbuh dewasa dengan keadaan yang seperti ini?
Tapi, apalah daya. Kakak juga tidak bisa memaksamu yang ada hanya membuat emosi kita semakin memuncak. Tapi, kakak-kakakmu juga tidak akan berhenti. kami tetap akan terus menjaga mu dari jauh dan melalui do'a kami berharap kau bisa menata kembali hidupmu lebih baik sebagai wanita solehah...
-Belajar Sabar-
Kakakmu..
0 komentar:
Posting Komentar