Kamis, 07 Maret 2013

Menuju Sarjana #Part 3 (Memeluk Tangis)

di Maret 07, 2013
Dhruva, bagaimana kabarmu? Apakah kau masih saja menatapku dari kelamnya langit malam? Jika kau masih melihatku, tolong alihkan pandanganmu kali ini. Karena saya tak mau kamu melihatku dengan uraian tangis lemah tak bertenaga.
Bacalah saja tulisanku, agar kau tak harus melihatku menangis.

Senin kemarin Va, kampus kembali ku jajaki. Kepalaku masih sangat pusing. Kondisi kesehatan yang masih juga belum pulih. Saya dan Rudi kembali mengurus nilai kami yang masih saja mengapung tak jelas. Mungkin memang kesabaran sedang meminta kami untuk melayang bersama, berusaha menggapai garis finish dengan wajah penuh peluh dan air mata.
Kegagalan bersama kami. :(

Seperti anak kucing yang basah karena hujan, aku berjalan kembali setelah kegagalan itu menamparku lagi dan lagi. Sampai kapan aku bertarung denganmu PAK RUSLAN? Sampai kapan kau akan menjadi PENGUJI ku di dunia yang hanya sementara ini. Terlalu banyak keluhan yang ku terjemahkan dari bibirku karenamu. Sampai kapan Pak?

Tangisku pecah bersamaan dengan kesehatan yang kembali DROP.
Malam itu, saya kembali demam. Kepalaku berat seperti ada ribuan TON batu di dalamnya.

Kak Asiz Mustakim memberiku nasihat-nasihat. Terima kasih untuk semua itu.
Kak Asiz bilang, "kk anggap ki sbgai adik kandung kk sendiri jg sedih dgn apa yg ulfa alami".
Ya Allah, sungguh mulia hatimu kak. terima kasih ikut prihatin dengan masalahku.

Hanya ku minta 1, doakanlah adikmu yang lemah ini. Agar usahaku tetap tangguh, dan pundakku tetaplah kuat.


JADILAH KUAT, ULFA.. :(

1 komentar:

Dhito Nur Ahmad mengatakan...

maksimalkan tindakan saja Ulfa, apapun hasilnya sdh diluar kemampuanta.... semoga diberikan solusi dari masalahta ini.

Posting Komentar

 

Lyu Fathiah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review