Kata-kata ku berhasil ku jilat. Sesuatu yang selalu ku katakan, bahwa kesembuhanku sudah maksimal. Namun, semuanya saat mood ku sedang baik saja. Setelah ku temukan serpihan-serpihan kenangan yang tertinggal di sini, raga ku kembali memecah menjadi potongan-potongan tak berisi. Bodoh. Benar-benar bodoh. Ku kira saya begitu kuat, dengan modal berbagai motivasi yang ku berikan pada orang lain, semuanya terasa hambar ketika ku pupuk untukku sendiri. Phabo. Noumu noumu Phaboya!!!
Saya sedang tidak baik-baik saja. Saya membenci situasi yang genting dan memaksaku untuk menyerah pada rasa yang tak ku inginkan. Pasrah. Saya melempar semuanya ke titik-titik tangisan bersama embun yang masih mendinginkan tubuh dan pikiranku. Saya ingin melepas semuanya. Membuangnya ke jalan yang panjang.
Semua gambarmu, seperti laser yang menusuk mataku.
Kali ini saya menangis bukan karena angin meniup mataku hingga perih.
Tapi, saya benar-benar muak dengan semua yang telah pernah terjadi.
:Izinkanlah saya menginjakmu dalam kurungan kertas ini.
Agar kau bisa ku hancurkan dengan sendiri"
Dan, tetap saja.
Itu tak cukup.
Saya semakin terluka dan sakit.
Karena, bukan ini yang ku inginkan. Hanya duduk bersamamu lagi, yang ku mau.
Saya Sakit.
Saya terluka.
0 komentar:
Posting Komentar