Saat ini saya sedang berada di situasi, dimana saya mencari seseorang yang ku akrabi pun TIDAK. Kami hanya sekedar 'pernah' menyapa dan chating di medsoc. Lalu, saat itulah kamu tahu ada keanehan kalau ternyata kamu menunggu apapun tentang dia. Tentang kabarnya, cerita hidupnya, Hingga sampai pada hal terkonyol adalah namanya disebut. Hanya sekedar namanya disebut cukup membuatmu tersenyum. Saya pernah menyukai seseorang bahkan lebih dari itu, tapi belum pernah saya tersiksa hanya karena ingin mencari tahu apapun tentang dia.
Saat komunikasi yang lancar itu tiba-tiba terhenti, dia yang jauh, seperti ingin menarik awan yang tanpa batas jarak itu, benar-benar membuat depresi. Lalu dengan lincah jarimu mengetik di google, facebook, hanya untuk mencari tentang dia. Ini adalah obsesi pencari berita yang tidak menguntungkan sama sekali.
Hari yang ku tunggu tiba.
Hari dimana saya bisa melihatnya.
Benar, saya hanya melihatnya.
Ku bilang itu saja lebih dari cukup. Tapi saat tiba dirumah dan memikirkan kejadian tadi, itu menyakitkan. Saya hanya bisa melihatnya. Sementara saya ingin sekali bicara padanya, bicara banyak, atau sekedar saling menyapa sekalipun tidak.
Saat mencoba lagi menyapanya, melalui telpon yang tak dijawab, sms yang tak dibalas, hal negatif pun mulai bermunculan di pikiran. "mungkin dia nda suka sama saya", "mungkin dia lebih suka sendiri", "mungkin dia nda mau berteman dengan saya", dan lain sebagainya.
Ketika ada urusan yang bisa membuatku menghubunginya, menurutku itulah yang paling bahagia. Namun, saat saya mendengar suara dan balasan yang datar, sama menyakitkannya dengan dia tidak menjawab teleponku. Lalu, hingga akhirnya saya sadar, hatiku benar-benar hitam dibuatnya. Lebih baik dari awal jangan dekat jika akhirnya tidak bisa lebih lama dekat.
-Serii-
Dalam bahasa yang sama
0 komentar:
Posting Komentar