Selasa, 26 Juli 2016

SOME-DAY

di Juli 26, 2016
Saya ingin bersajak juga seperti cara penyair berbicara pada pujaan hatinya. Merangkai kalimat agar menjadi bunga yang menebarkan aroma cinta yang bisa tercium dari jarak yang sangat jauh sekalipun. Agar kau tahu, cintaku tak terbatas juga oleh jarak dan waktu. Namun, sepertinya jika saya mengikuti penyair maka semua kalimatku hanya akan menjadi gombalan yang membualkan. Lalu, ku pilih menjadi orang fakir. Merengek pada Tuhan agar mau memberikanmu untukku. Pada-Nya tak perlu ku keluarkan kalimat-kalimat yang indah. Tuhan bisa mendengar bagaimana lirihnya doa ku yang jelas terus memintamu, agar bisa ku miliki dengan cara-caraNya yang ajaib.
Pernah sekali kau bertanya, “Kenapa gak sama Fira saja? Dia tinggi, cantik, kaya, solehah pula. Bukankah laki-laki mencari yang demikian?”. Tak ku jawab dengan lantang, karena sebetulnya kamu mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas kamu tahu jawabannya. “Saya tertarik dengannya, tapi denganmu saya tidak hanya tertarik. Tapi mencintaimu”.
Kamu suka marah oleh hal-hal yang biasa. Cemburumu yang besar. Rasa takut kehilanganmu menjadi tameng pengkhianat untukku, dia selalu mengganggumu. Karena dengan mengganggumu itu yang menggangguku juga. Kau tahu, Rizqa? Saya mencintaimu dengan segala waktu yang telah kita lewati dan yang belum kita lewati. Sebanyak apapun perempuan yang datang padaku, itu tidak akan berpengaruh sama sekali untuk rasa sayangku padamu? Tidak usah membalasnya. Karena saya tahu, kamu hanya akan nyinyir nggak jelas dan melanjutkannya dengan dua kata saja. “Gombal” atau “Bohong”.
Perempuan yang istimewa itu makluk astral penuh kode bagiku. Kamu paham tidak maksudku? Banyak perempuan yang berusaha keras memberikan dengan nyata perhatiannya pada laki-laki. Entah lewat sikapnya, atau dengan kecantikannya. Siapa saja bisa tergoda. Namun, itu tidak istimewa. Karena, bagiku yang istimewa itu seperti kamu. Taqdir yang membawa kita pada pertemuan ini, dan terus melanjutkan kisah kita hingga di hari tua. Kamu selalu ingin mendnegar bagaimana perasaanku berbicara padamu. Kamu ingin meyakinkan dirimu, bahwa tidak ada perempuan lain yang menempati hatiku selain namamu. Meski terkadang sejujur-jujurnya saya, kamu hanya akan kembali berkata, “gombal” atau “bohong”.

Rizqa, apa suatu hari nanti kau bisa membaca ini? Paragraf hatiku yang penuh harap agar bisa bersamamu hingga rambutmu tak hitam lagi. Saya tidak bisa mengatakannya langsung padamu. Kenapa? Karena saya introvert? Bisa jadi, tapi terlebih laki-laki tidak seperti perempuan yang selalu menanyakan hal yang sama. Saya hanya sekali mengatakannya padamu, saya mencintaimu. Dan kalimatku tidak akan berubah, bahkan jika saya sudah tidak pernah mengatakannya lagi padamu. Tapi, saya akan membuat rumah kita penuh dengan kalimat itu disetiap sisinya. Membuatmu menjadi perempuan yang dihujani ciuman setiap hari. Membuatmu menjadi perempuan yang tidak bisa bernafas karena pelukan-pelukanku. Saya akan membuat bibirmu berhenti bertanya lagi dengan usahaku untuk membuatmu terus tersenyum saat berada disisiku. Karena suatu saat nanti, kamu akan menjadi cinta yang takkan bisa membuat paragraf bertambah lagi. Hanya bisa bersyukur, bahwa mencintai itu adalah Ibadah. Dan, Ibadah tak memerlukan izin siapapun. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lyu Fathiah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review