Selasa, 19 Juli 2016

Uang Panai (juga)

di Juli 19, 2016
Hahay..
Ntahlah, saya nda tau sebenarnya disini saya mau ngomentarin apaan. Di daerahku di Prov. Sul-sel saat ini lagi booming banget pembahasan tentang uang panaik (red; uang belanja untuk mempelai perempuan). Katanya, semakin tinggi pendidkan seorang perempuan, semakin tinggi pula uang panaiknya. Ada dua versi pendapat yang saya dapatkan terkait alasan mengapa orang tua memasang uang panaik tinggi-tinggi untuk anak gadisnya. Yang pertama, gengsi. Seolah martabat itu semakin tinggi terangkat jikalau anak gadis mereka dipersunting laki-laki yang memberikan uang Panaik yang tinggi. Nominal terendah yang saat ini saya dengar itu Rp. 50.000.000. Bisa dibayangkan saja uang berlembar-lembar itu diserahkan kepada pengantin perempuan, guna, membiayai semua biaya pernikahannya. Itu baru uang panaik, belum mahar. Terkadang ada yang meminta mahar yang juga nda main-main. Rumah, tanah, Emas, dan banyak lagi. Jadi, kalau laki-laki Sulawesi mau menikah, minimalnya harus menyiapkan uang 100jutaan karena pasti juga akan ada resepsi dari keluarga mempelai laki-laki. Alasan yang kedua adalah, bukti. Bukti apa? Keseriusan laki-laki katanya bisa diliat dari uang panaik yang ia sediakan. Semakin tinggi uang panaiknya, maka si laki-laki juga serius ingin setia dengan perempuan tersebut dan berpikir keras untuk meninggalkan perempuan yang telah dipersuntingnya, karena telah menghabiskan uang yang banyak. Sedangkan untuk nominal tertinggi Rp. 599. 000. 000, berlian dan hadiah mobil, pihak mempelai wanita juga diberi hadiah tambahan 1 unit rumah dan kado maupun amplop isi undangan resepsi pernikahan ini, seluruhnya diberikan kepada pihak mempelai wanita (informasi lengkap https://web.facebook.com/photo.php?fbid=1468341936524943&set=pcb.1468335739858896&type=3)

Ini cuman opini saya ya. Cuma opini. Bahwa sebenarnya, apa yang terjadi saat ini didaerahku ini tidaklah berlaku untuk semua kalangan. Hanya karena yang terekspos media itu yang nominalnya setinggi himalaya itu (hahaha), makanya stigma pun beredar bahwa adat pernikahan Bugis lah yang termahal. Mereka tidak tahu saja, ada beberapa pasangan suami istri yang menikah di KUA (gratis), ada yang menikah dengan panaik 10juta, 15 juta, 20 juta, kita stop disini saja ya, karena 50 juta saja sudah nelen liur bacanya. Lalu, bagaimana pendapatku terkait ini? Sah-sah saja, tidak ada masalah. Semua orang berhak melakukannya. Selama dia punya uang dan tidak ada unsur paksaan. Saya sendiri sebagai perempuan tidak sama sekali mempermasalahkan tentang ini, karena kita sama-sama tahu tentunya bahwa pernikahan adalah Sunnah Rosul, Ibadah. Kita tidak bisa menjualnya dengan nominal uang sejumlah ini dan itu. Kalau ada laki-laki yang melamar dan tidak bisa memasang uang panaik tinggi-tinggi, saya berharapnya semoga beliau tidak ditolak. Tolaklah jika alasannya adalah si perempuan yang tidak suka dengan laki-laki itu, atau si laki-laki yang kurang meyakinkan untuk menjadi Imam, (mengenai akhlaknya barangkali, sholatnya, dll). Dan, untuk laki-laki jangan risau. Masih banyak perempuan Sholehah yang siap dikhitbah meski tak ada uang sebanyak yang selalu dimediakan. :)

2 komentar:

Rinai Hujan mengatakan...

Wah, ada juga ttg panaik. Hihi.

Rinai Hujan mengatakan...

Wah, ada juga ttg panaik. Hihi.

Posting Komentar

 

Lyu Fathiah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review