Sebuah pertarungan selama 6 Tahun selama ini, seperti pecah dalam 1 kali pukulan. Saya tidak akan bertanya lagi kenapa dan kenapa. Saya menerimanya dengan seluruh kepasrahan dan keikhlasan saya. Saya menerima semuanya dan percaya akan ada Matahari setelah Musim Hujan ini. Saya terima semuanya dengan segala kerendahan hati saya. Saya menerima semuanya meski semuanya adalah kesalahan.
Saya mengaku salah.
Tidak memperjelas lagi saat kita tengah berada dalam perjalanan jauh.
Saya tidak menguatkanmu saat saya semakin yakin denganmu di tempat yang jauh itu.
Alasannya,
Karena saya terlalu percaya padamu.
Saya terlalu meyakini pribadimu yang memukauku.
Dan,
itulah kebodohanku.
itulah kekeliruanku.
itulah ketidaktelitianku.
Tapi, kamu adalah MIMPI BURUK ku.
Saya harus melepaskanmu jauh-jauh.
Agar saya bisa melanjutkan kehidupanku.
Terima kasih untuk 6 Tahun ini.
Dan MAAF karena saya masih belum bisa membuatmu percaya.
Bukan salahmu memilih arah lain.
Salahku yang tak memberitahumu bahwa saya masih mengikuti jejakmu.
Saya pergi.
Kamu juga harus pergi.
Kita sama-sama pergi dari rumah impian kita sejak 2007 lalu.
Kita hancurkan dan kita bangun mimpi kita masing-masing.
Jaga dia yang menyayangimu.
Tak usah risau, karena saya akan baik-baik saja.
24 September 2013
Pukul 20.00
Bendera Putih di Septemberku berkibar.
Pergilah.
Pergilah.
Cari Keabadianmu yang lain.
Selamat Jalan, Edelweis-ku.
4 komentar:
sudah adanya edelweis itu abadi... Mungkin yg kamu kira edelweis ternyata hanya bunga 'bangkai' *kiddng *piss ;)
Yaaa..mungkin memang demikian.
Sy salah paham
edelweis.....masih banyak di puncak gunung yg lain, yg bisa memberikan kita keharuman yg lebih
Tapi kisah Edelweis yang sesungguhnya itu ku anggap sudah selesai.
Posting Komentar