Ketika mengikuti Pelatihan dulu yang di adain sama Ibu-ibu Muslimat NU,
kami di berikan 1 kisah oleh Narasumber tentang kehidupan berumah tangga
yang ia alami. Saya paling semangat ketika hal-hal seperti ini yang di
ceritakan. Soalnya, kita bisa melihat sisi lain kehidupan seseorang yang
bisa kita ambil faedahnya.
Ibu itu bilang, "Suami saya itu bisa kalian liat sekarang di sini..." Kami sontak celingak celinguk mencari sang suami dari Ibu. Ibu itu bilang, "Jangan cari kemana-mana. Cukup liat sisi kanan dan kiri.." Sembari jarinya menunjuk ke arah tembok. "Hah?" Aku bingung. "Maksudnya?".
Ibu itu bilang, "Suami saya seperti tembok itu. Keras. Pendiam. No expression at all" Katanya.
"Tapi, suaranya baru kita akan dengar di malam hari. Ketika dia sholat Tahajjud, dia akan berdehem-dehem terus, hingga saya mau beranjak dari tempat tidur. Jika saya masih saja belum bangun, dia akan memperbesar suara ngajinya, sampai saya mau mengalah dari rasa malas saya dan segera melaksanakan sholat tahajjud. Tak hanya itu anak-anakku sayang, suamiku ini selalu mengajak saya bertafakkur di atas sajadah, hingga matahari menyapa kami. Di sanalah suamiku mengajariku untuk senantiasa ber-Sholawat hingga fajar!!! Siapa sangka seorang perempuan tomboy seperti saya dulunya, yang sholatnya tidak terlalu sempurna, yang di pikirannya hanya terus ingin berkiprah, mencari uang dan uang, mendapatkan suami yang sedemikian solehnya. Katanya perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik. Apakah ketika dulunya orang melihatku menganggap aku perempuan yang baik? Tentu tidak semua. Inilah cara Allah menunjukkan ke Maha KuasaanNya. Baik menurut Allah itu berbeda dengan menurut kita manusia".
I dismissed my notion of myself imperfect!!!
Ya, hanya Allah yang Maha Tahu tentang siapa diri kita sebenarnya. Yang hanya harus kita pikir adalah seberapa serius kita ingin menjadi lebih baik.
Pagi ini, aku kembali mengikuti nasehat Si Ibu untuk senantiasa bershalawat di manapun dan kapanpun, kecuali di WC.
Dalam perjalanan, Bapak banyak bercerita tentang suasana kantornya lagi. Aku bershalawat di dalam hati agar tak mengganggu pembicaraanya.
Ku pikir, "Ah, rasanya kurang afdol sekali jika tak di ucapkan". Namun, pagi ini Allah memberikanku hadiah dari sholawat yang tak banyak itu.
Ketika saya singgah di Rumah Dinas Bapak karena harus membersihkan halamannya. Perutku sudah lapar sekali. snagat lapar. Ku periksa lemari makanan, tak ada makanan satu pun. Ku periksa Freezer, Sama. Gak ada juga. Ku liat uangku, hanya beberapa lembar. Itupun untuk uang angkot untuk ke kampus sebentar. Ketika tukang bubur lewat, aku menelan liurku. "Mas, buburnya" dari pada lapar. Ku keluarkan uangku dari dompet, dan ku berikan pada si mas, lalu beliau bilang, "haduh, saya gak bawa uang untuk kembalian dek. Ambil saja. Kapan-kapan saja di bayarnya" Katanya sambil tersenyum. "Ahh, mas. Jangan.." Mencoba menahan dirinya. "Gak apa-apa dek. Ambil saja. Mari ya dek. Assalamu 'alaikum" Sambil si Mas bubur itu ngeoloyor pergi. Ahhh, inilah pertologanMu Robb. Inilah balasanMu Robb, untuk hamba-Mu yang masih kurang beribadah. :'(
Ibu itu bilang, "Suami saya itu bisa kalian liat sekarang di sini..." Kami sontak celingak celinguk mencari sang suami dari Ibu. Ibu itu bilang, "Jangan cari kemana-mana. Cukup liat sisi kanan dan kiri.." Sembari jarinya menunjuk ke arah tembok. "Hah?" Aku bingung. "Maksudnya?".
Ibu itu bilang, "Suami saya seperti tembok itu. Keras. Pendiam. No expression at all" Katanya.
"Tapi, suaranya baru kita akan dengar di malam hari. Ketika dia sholat Tahajjud, dia akan berdehem-dehem terus, hingga saya mau beranjak dari tempat tidur. Jika saya masih saja belum bangun, dia akan memperbesar suara ngajinya, sampai saya mau mengalah dari rasa malas saya dan segera melaksanakan sholat tahajjud. Tak hanya itu anak-anakku sayang, suamiku ini selalu mengajak saya bertafakkur di atas sajadah, hingga matahari menyapa kami. Di sanalah suamiku mengajariku untuk senantiasa ber-Sholawat hingga fajar!!! Siapa sangka seorang perempuan tomboy seperti saya dulunya, yang sholatnya tidak terlalu sempurna, yang di pikirannya hanya terus ingin berkiprah, mencari uang dan uang, mendapatkan suami yang sedemikian solehnya. Katanya perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik. Apakah ketika dulunya orang melihatku menganggap aku perempuan yang baik? Tentu tidak semua. Inilah cara Allah menunjukkan ke Maha KuasaanNya. Baik menurut Allah itu berbeda dengan menurut kita manusia".
I dismissed my notion of myself imperfect!!!
Ya, hanya Allah yang Maha Tahu tentang siapa diri kita sebenarnya. Yang hanya harus kita pikir adalah seberapa serius kita ingin menjadi lebih baik.
Pagi ini, aku kembali mengikuti nasehat Si Ibu untuk senantiasa bershalawat di manapun dan kapanpun, kecuali di WC.
Dalam perjalanan, Bapak banyak bercerita tentang suasana kantornya lagi. Aku bershalawat di dalam hati agar tak mengganggu pembicaraanya.
Ku pikir, "Ah, rasanya kurang afdol sekali jika tak di ucapkan". Namun, pagi ini Allah memberikanku hadiah dari sholawat yang tak banyak itu.
Ketika saya singgah di Rumah Dinas Bapak karena harus membersihkan halamannya. Perutku sudah lapar sekali. snagat lapar. Ku periksa lemari makanan, tak ada makanan satu pun. Ku periksa Freezer, Sama. Gak ada juga. Ku liat uangku, hanya beberapa lembar. Itupun untuk uang angkot untuk ke kampus sebentar. Ketika tukang bubur lewat, aku menelan liurku. "Mas, buburnya" dari pada lapar. Ku keluarkan uangku dari dompet, dan ku berikan pada si mas, lalu beliau bilang, "haduh, saya gak bawa uang untuk kembalian dek. Ambil saja. Kapan-kapan saja di bayarnya" Katanya sambil tersenyum. "Ahh, mas. Jangan.." Mencoba menahan dirinya. "Gak apa-apa dek. Ambil saja. Mari ya dek. Assalamu 'alaikum" Sambil si Mas bubur itu ngeoloyor pergi. Ahhh, inilah pertologanMu Robb. Inilah balasanMu Robb, untuk hamba-Mu yang masih kurang beribadah. :'(
0 komentar:
Posting Komentar