Tak ada tradisi khusus dalam proses Akad Nikah bagi suku Bugis. Hanya saja setelah Akad nikah ini ada suatu prosesi yang entahlah ini bagian dari adat, tradisi, atau apapun namanya itu, hehe!!!
Namanya "Appabajikang Bunting".
Gak ngerti ya artinya? Hehe, samaaaa!!!*hohohoppp..
Namanya "Appabajikang Bunting".
Gak ngerti ya artinya? Hehe, samaaaa!!!*hohohoppp..
Prosesi ini merupakan prosesi menyatukan kedua mempelai. Setelah akad
nikah selesai, mempelai pria diantar ke kamar mempelai wanita. Dalam
tradisi Bugis-Makasar, pintu menuju kamar mempelai wanita biasanya
terkunci rapat. Kemudian terjadi dialog singkat antara pengantar
mempelai pria dengan penjaga pintu kamar mempelai wanita. Setelah
mempelai pria diizinkan masuk, kemudian diadakan acara Mappasikarawa
(saling menyentuh). Sesudah itu, kedua mempelai bersanding di atas
tempat tidur untuk mengikuti beberapa acara seperti pemasangan sarung
sebanyak tujuh lembar yang dipandu oleh indo botting (pemandu adat). Hal ini mengandung makna mempelai pria sudah diterima oleh keluarga mempelai wanita.
Nahhh..itu kegiatan RESMInya.. Kaku banget ya? hehehe, banget.. Pas prosesi ini agak buat mewek gitu, yang ngeliat pasti pada nitikin air mata. Yahh, selalu ada season ini dalam walimahan. Alasan kenapa saya mosting lagi, karena saya ingin memamerkan kembali kegilaan kami sekeluarga. Seluruh sepupu berkumpul dan berfoto bersama kembali. Dari gaya lawas, sampai gak ada judul. Hihihi!!! Cekidot.. :D
Sayangnya, kegiatan foto-fotonya hanya cukup sampai di sini. Badan benar-benar letih setelah seharian sibuk mengurus Akad Nikah. Kami bergegas bubar, istirahat di rumah masing-masing. Pesta resepsi ntar malam pasti akan lebih menguras tenaga.. Hahaha!!!
Tunggu Kisahku lagi. Ini belum berakhir.. :)
*Bersambung*
*Bersambung*
0 komentar:
Posting Komentar