Setahun sebelum bertemu denganmu saya sudah tahu tentangmu. Sempat membaca biografimu, melihat fotomu. Mungkin foto itu saat kamu masih SMA ya? Ckck. Kamu nampak lugu.
Usiamu 2 tahun lebih tua dariku. Makanya saat pertama kali kamu menyapaku, langsung saja ku panggil kau dengan sapaan 'kak'.
Kak, saya suka nama kamu. Meski saya tidak tahu artinya tapi menyebutnya mendesirkan darahku. Ahhh, berlebihan. Hahaha. Yahhh, seperti itulah mungkin saya malu~malu menyebut namamu. Selalu tersenyum jika nama kamu disebut salah 1 teman kerjaku. Nama kamu gak asing kak. Membuat sebuah tangga nada jika mendengarnya.
Waktu itu, pertamaaa kali kita bicara. Kamu menanyakan sesuatu. Tentunya terkait dengan urusanmu ditempatku bekerja. Saya menjawabmu tanpa melihatmu sedikitpun, saat itu kamu masih biasa saja, belum istimewa. Hingga, komunikasi kita di WA atau Line menjadi intens. Saat saya menyimpan nomormu, agar saya menghubungimu, dan lagi~lagi itu terkait dengan urusanmu ditempat kerjaku. Tapi tak mengapa. Itu sudah alhamdulillah.
Lalu mengapa tulisan ini ada? Karena hampir setahun saya mematikan memoryku tentang kamu, tiba~tiba kamu muncul di beranda Facebookku. Bukan kamu. Hanya fotomu. Dan saya sudah lupa ternyata, saya pernah berjuang agar bisa menjauh dan menghilangkanmu lekat~lekat dari duniaku. Menyembuhkan luka yang kamu buat.
Saya pernah membaca sebuah kalimat kak.
"Ke dalam hatiku kamu boleh masuk, tapi kenakan alas kaki. Karena seseorang pernah memecahkan gelas dan piring disana".
Lalu kamu sebagai siapa dalam kalimat ini?
Kamu adalah orang yang memecahkan gelas dan piring itu.
Menjadi perempuan yang terlahir sebagai anak ke~2 dan bergolongan darah A, saya harus menerima kepribadianku yang secara tidak langsung berasal dari 2 domain 2 hal diatas tadi. Anak kedua, golongan darah A yang menghasilkan perempuan yang mudah Baper.
Bagimu mungkin biasa saja komunikasi kita. Tapi tidak dengan saya. Kamu secara istimewa buatku. Hanya 3 bulan. Hanyaaaa 3 bulan kau buat saya merasa Istimewa. Lewat dari itu, saya seperti pasien BNN yang sedang menyembuhkan dirinya dari jeratan Narkoba yang sewaktu~waktu bisa sakau.
Hampir setahun saya menghapusmu dari jejak terkecil sekalipun. Dalam hidupku. Nomormu ku hapus. Nomorku juga alhamdulillah karena satu dan lain hal ku ganti dengannya otomatis komunikasi kita tidak akan terjalin lagi. Mengubur kamu dalam~dalam.
Setidaknya saya pernah mengenalmu dan menjadi temanmu. Meski saya yang berlebihan tapi inilah kisah tentang kamu. Tentang seseorang yang sebentar saja mengenalnya tapi mengurai banyak kalimat tentangnya. Saat ini, saya sedang menyukai seseorang. Dan, ku harap dia tidak akan sama dengan ceritamu, kak. Selamat malam.
~AA
2 komentar:
Perasaan dibawa-bawa terus, tapi tidak jelas mau dibawa ke mana. mendingan disatukan saja dengan kepingan satunya. Terus langsung bawa ke pak penghulu
hahahaha ini cerita lama, Wa. Lamaaa sekali. Cerita yang disimpan2. Gak ada yang tahu.
Posting Komentar