Setelah beberapa bulan rencana ini selalu gagal, halangan demi halangan juga menemui akhirnya terlaksana juga. Bersama Sahabat terkasih, Iis semua yang telah terlaksana meski tidak sesuai rencana. Perjalanan Maros-Makassar cukup seru dengan celotehan yang sepertinya sudah lama sekali tidak saya dengar dari jendela "kami". Tentang "Rumah" yang sempat ku huni lama sekali, yang kini hmm ntahlah sejak kapan aku melangkah menjauhinya.
Adduuhh,sebenarnya apa ini? Aku tak sedang ingin menceritakan ini. Hehehe!!!
Kali ini, aku menulis tentang Hari Ini. Irama Langkah Ulfa dan Iis menuju Rumah Putra (yang sempat ku ceritakan di http://ul-fa.blogspot.com/2012/08/malaikat-kecil-di-bumi.html)!!!
Gang menuju Rumahnya Putra |
Jalan yang di lalui terbilang sangat sempit bahkan bisa di kata inilah jalan setapak. Bentor yang kami tumpangi itu memasuki lorong-lorong yang sangat berarti untuk warga Pampang II Lrg.2. Sempat menjerit ketika nyaris bentor itu terjun ke arah saluran air, got atau apappun namanya itu. namun, meski sempit, tapi lorong itu menjadi pengubung mereka dengan dunia luar. Tempat mereka adalah gang sempit dengan pemukiman padat penduduk, sangat sumpek melihat rumah yang saling berhimpit satu sama lain. Tapi, bagaimana pun itu tetaplah itu adalah surga mereka. Saya tidak mengambil gambar lorong yang sangat sempit itu di karenakan semangat 100 ku dengan Iis untuk mendapatkan rumah itu sudah sangat menggebu-gebu.
Kami tak sempat berpikir lagi, kata pengantar apa yang akan kami berikan pada mereka ketika kami bertemu. Kami tidak berpikir, akan bagaimana kami bersikap ketika sampai ke rumah itu. Kami tak berpikir sama sekali. Ketika bertemu dengan Gereja yang menjadi penanda kami menuju rumahnya Putra, warga sekitar tidak tahu Dg.Sunggu (Tantenya Putra). Tanya sana sini, akhirnya dapat tapi lagi dan lagi rintangan ke-2, Dg.Sunggu ada 2.
Yang mana ya? hihihi!!! Berkelok-kelok bersama peluh dan langkah rekrek sang pengembara ini, maka dapatlah kami rumah tersebut. Rumah yang ukurannya hanya seperti ruang kelas ini, di huni oleh tantenya Putra, Dg.Sunggu dengan 6 orang anak yang masih kecil-kecil dan yang membuatku dan Iis menenggak tenggorokan yang pahit itu adalah anak gadis Dg.Sunggu, si sulung "Edha" itu Putus Sekolah. Masya Allah. Ada pula seorang nenek yang tinggal bersama mereka. Saya tidak tahu persis bagaimana mereka melewati hari-hari mereka dengan tetap tersenyum pada kami. :(
Iis, ini lagi liat apa? Cckck |
Ketika kami pertama kali sampai, anak kembar Tante Sunggu ini langsung menyerbu kami. Terlebih dahulu ia mengulurkan tangannya pada Iis, dan Iis yang tanpa kagetnya langsung membalas salam itu. Manis sekali, andai kalian bisa melihat kejadian ini. Namun, sayang ternyata Putra tidak sedang di rumah tersebut. Maka, bertarunglah kami menuju alamat ke-2. A.Tonro, lrg.12 depan Asrama Brimob.. Hmm,dapat gak ya? Setelah pamit,kami kembali menyusuri jalan menuju depan UMI.
Tapi kayaknya ada yang aneh. Kami tidak menemukan jalan keluar menuju UMI. Tepatnya, salah jalan, salah arah. Ternyata kami lupa 1 hal. Kami sama-sama SUSAH INGAT JALAN. Ya Allah, perburuan ini benar-benar menantang. Kembali tertawa, hahahaha..!!! Tertawa melihat kelakuan kami sendiri.. Ckckck
Iis di depan Rumah Putra |
Dengan semangatnya menuju A.Tonro, kami sempat lupa menanyakan nama mamanya Putra untuk mempermudah kami ketika bertanya nantinya. Ini cukup mempersulit kami. Dan, ketika sampai di asrama Brimob kami langsung memasuki Asrama tersebut padahal tadi tantenya bilang "didepan asrama Brimob ada Lorong, rumahnya dekat penjual". Yya,al hasil kami limpung sendiri. Ckck!!!
Rumah Putra : Tampak Depan |
Untung kami bertanya sama si penjual depan rumahnya Putra, dari tante inong itulah kami bisa masuk kerumahnya Putra dan alhamdulillah sempat bicara dengan Inna (kalau tidak salah nama), kakaknya Putra. Anak itu Manis, cantik sekali. Dia masih duduk di kelas II Tsanawiyah, dan saya bersyukur akan hal itu. Melihat kakaknya yang begitu cantik, saya tidak menyangka kalau gadis cantik yang satunya lagi yang di dalam rumah itu, yang sedari tadi bersembunyi ternyata jauh lebih cantik. Sayang sekali, kami kesulitan mengambil gambarnya karena dia sangat pemalu karena dia BISU. Tapi, siapa sangka di balik kekurangannya, tantte inong bilang kalau sang kakak itu meski BISU memiliki kelebihan lain yakni PANDAI MERIAS JILBAB dengan kreasinya sendiri. Beliau ini menjadi langganan warga sekitar kompleks rumahnya ketika acara pesta sedang berlangsung. Yyaahh,saya saja tidak tahu. Ckckck!!!
Inna, kakak Putra |
Sayang lagi, karena ternyata Putra tidak sedang di rumah. Katanya mereka tidak jelas pulang jam berapa. Yah, mau bagaimana lagi? Kami terpaksa kecewa untuk ke-2 kalinya. Meski begitu, tak apalah!!! tohh,juga dengan ini kami merasa telah berada di pertarungan kehidupan yang mungkin tak akan kami alami selanjutnya. Belajar merasakan kehidupan pengit yang mereka sandang di setiap rentetan perjalanan hidup yang keras ini,!!
Untuk Iis, terima kasih dan Maaf menyeretmu dalam perjalanan yang meletihkan ini. Maaf juga karena saya tak bisa menemani mu sampai rumah. MAN MODEL, menjadi tempat perpisahan kita. Hihihihi!!!
Untuk Iis, terima kasih dan Maaf menyeretmu dalam perjalanan yang meletihkan ini. Maaf juga karena saya tak bisa menemani mu sampai rumah. MAN MODEL, menjadi tempat perpisahan kita. Hihihihi!!!
Dan, Untuk Putra.. Miiss U, sayang!!! :))
0 komentar:
Posting Komentar