Pukul 17.15 menit saya sudah berada di pelataran BALAI DIKLAT KEMENAG. Di sinilah saya akan menerima segunung ilmu yang tak ku sangka, yang tak ku pikir sebelumnya. Bapak awalnya cuma bilang kalau Pelatihan ini untuk mewakili saja PC. Muslimat NU Kab. Maros, kebetulan memang saya lagi free saja dari kegiatan kampus. Mama masih menemaniku karena memang baru kali ini saya mengikuti pelatihan yang di adakan oleh Muslimat Nahdlatul Ulama. Bersyukurlah karena saya sedikit di mudahkan karena datang terlambat 3 jam dari waktu chek in yang telah di tentukan para panitia.
Ternyata Ibu Khofifah sudah memberikan sambutan dan itu artinya sudah sangat terlambat untuk mendaftar sebagai peserta. Memang awalnya niatku hanya untuk mengikuti apa yang Bapak dan Mama perintahkan sahaja. Alhamdulillah aku bilang. Segunung ilmu itulah aku temukan di sini.
LUCU.
Ya.. Sangat Lucu karena Tema Kegiatan ini adalah "Kursus Pra-Nikah bagi Remaja Putri Muslimat Nahdlatul Ulama".. Haha!!!
Saya pun tertawa terbahak-bahak ketika pertama kali melihat tema kegiatannya di sepotong spanduk. "Masya Allah ya," Kataku sambil nyengir tidak jelas. Di balik kaca spion pun ku lihat Bapak pun tersenyum menahan tawa. Aku tahu dia pun ingin tertawa geli dengan kegiatan ini mengingat saya yang mmg sih masih gadis. Hahaha..!!!
Saya pun tertawa terbahak-bahak ketika pertama kali melihat tema kegiatannya di sepotong spanduk. "Masya Allah ya," Kataku sambil nyengir tidak jelas. Di balik kaca spion pun ku lihat Bapak pun tersenyum menahan tawa. Aku tahu dia pun ingin tertawa geli dengan kegiatan ini mengingat saya yang mmg sih masih gadis. Hahaha..!!!
Malam ini adalah materi pertama yang saya dan kak sidar terima. Materi pertama tentang *Kebijakan Pemerintah Untuk Membentuk Keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah*. Judul materinya pun tak menarik perhatianku sama sekali. Apalagi isinya. Tapi, SALAH itu BENAR. Saya salah karena terlalu cepat menghujat. Materi yang di berikan keren sangat. Bapak Pematerinya memberikan penjelasan bahwa Pernikahan itu tidak hanya mempertemukan 2 hati, tapi juga guna membentuk para Pelaku/Tokoh dalam Rumah Tangga itu meraih Sebuah keputusan Sakinahkah pernikahan kita, Mawaddahkah yang kita ciptakan, Warahmah kah yang kita bina?. Atau sama sekali tidak semua?
Di materi ini saya mendapat titik temu. Pernikahan yang Sakinah di bagi menjadi 4 Jenis;
1. Pra-Sakinah dimana dalam keluarga ini sama sekali rancu keluarganya. Tidak ada agama, buku nikah (kumpul kebo), materi/finansial, kebutuhan pangan,pokok dan rekreasi pun semua tidak ada, sampai pada riwayat pendidikan yang hanya tamatan SD. Inilah Jenis pernikahan Pra-Sakinah.
2. Sakinah 1. Pernikahan yang sedikit lebih baik. Agama ada, buku nikah ada, apalagi pernikahan sudah sah menurut agama dan negara. Jenjang pendidikan setingkat hanya pada SMP/MTs Hanya saja masalah Agama, pernikahan ini masih jauh dari kata BAIK. Namun, mereka sudah tergolong Sakinah 1.
3. Sakinah 2. Sama halnya dengan Sakinah 1, namun di sini pernikahan mereka berada pada jenjang pendidikan setingkat SLTA/SMA saja. Agama mereka juga sudah baik, terutama pada kebutuhan finansial.
4. Sakinah 3. Ini pun sama dengan sakinah sebelumnya, namun mereka kurang mampu dalam membuat anak-anak mereka berhasil.
5. Sakinah Plus. Inilah yang sempurna. Sempurna bukan dalam artian tidak memiliki masalah. Bukan. Tapi, mereka mampu menjaga keutuhan dalam hal dunia dan Agama.
Simple itu Bahagia...!!!!
Materi kedua tentang "Menciptakan Cinta dan Kasih Sayang". Geli sekali dengan ulah Ibu Jannah dalam menyampaikan materi karena sangat geol bahasanya di campur adukkan dengan guyonan bugis-makassarnya, dan selanjutnya di izinkanlah berbicara Ibu Azizah Aziz. Seorang Ibu yang berhasil menciptakan keluarganya dalam taman surga.
Anak pertamanya adalah Anugerah buatnya. Kelas 1 SMP sudah mengamalkan Tahajjud tiap hari, dhuha, sampai puasa Senin-Kamis. Sang Ibu pun terkaget. "Kok bisa?" Katanya heran.
Maka sang Ibu ini pun mendatangi sekolahnya dan berterima kasih pada para guru karena membuat anaknya sedemikian Solehnya. Apa yang terjadi? Sang Guru mengatakan bahwa mereka pun sangat takjub dengan pribadi Andri. Setelah di tanya, menurut pengakuan sang anak kenapa dia seperti itu karena mereka belajar dari orang tuanya di rumah. SUBHANALLAH.
Ibu Azizah pun mengaku.
Awal menikah, dia selalu jengkel dengan suaminya yang selalu mengganggu tidurnya karena Dsikir dan suara ngajinya yang besar dan menggema. Memiliki suami yang pendiam tidak selamanya membosankan karena dari sanalah Ibu Azizah mengajar dirinya. Mengajar dirinya Tahajjud, dhuha, bahkan belajar melihat sisi positif suaminya di samping sifat dingin dan pendiam sang suami. SOLEH, TAAT. Itu Modal terbaik Rumah Tangga.
Suaminya selalu terbangun pukul 03.00 pagi dan menenggelamkan dirinya dalam sajadah sampai pukul 06.00 pagi. Siapa di antara kita yang sanggup? Adakah di antara kita yang mampu seperti ini? Saya Jamin, ada. Insya Allah. :)
Materi ini menyadarkan saya yang selama ini terlalu Takut dan itu ketika menikah kelak. TERIMA APA ADANYA SUAMI kita, SALING TOLONG MENOLONG, dan HARGAI USAHANYA. JANGAN BANYAK MENUNTUT.
Sekiaaannnnn!!!!
Tunggu, *Pelatihan Remaja Putri; #Part 2* :D
Tunggu, *Pelatihan Remaja Putri; #Part 2* :D
0 komentar:
Posting Komentar