Sejak Palestina menghadapi gempuran demi gempuran, berbagai media massa terus menggencarkan pemberitaan tentang Negeri Suci ini, di sudut lain belahan bumi juga terjadi berbagai macam kegiatan Social untuk mendukung Palestina.
Aksi Demo di kedutaan besar Izrael oleh ormas-ormas di Indonesia menuntut agar Izrael mau menghentikan aksi mereka meski dari pihak Kedutaan Besar Izrael pun tak kunjung menunjukkan pertanggungjawaban mereka. Tak kehabisan akal dalam menuntut, maka aktivitis-aktivis di Indonesia pun mencari cara lain untuk membantu Palestina. Penggalangan dana menjadi pilihan mereka juga kami dari BSMI selain do'a.
Sebelumnya, BSMI Pusat (Jakarta) telah mengirim beberapa relawan menuju Gaza untuk membantu saudara-saudara kita di sana. Sedangkan untuk kami dari BSMI Kabupaten Maros ingin membantu pula, maka di adakan lah Aksi Penggalangan Dana Untuk Palestina.
Jam 08.30, kami berkumpul di Mesjid Al-Markas Maros guna menyiapkan perlengkapan yang akan kami lakukan dalam proses penggalangan dana nantinya. Tak banyak. Hanya beberapa poster yang bertuliskan Freedom For Gaza, Save Palestine, Hancurkan Izrael dan beberapa poster lainnya. Tak lupa juga kardus yang telah di poles dengan gambar-gambar Palestina, dan MASKER. Bukan untuk menutupi wajah kami karena malu, tapi kesehatan juga tetap harus di jaga dari terpaan debu yang berseliweran di jalan-jalan, asap kendaraan yang tentunya akan membahayakan sistem pernafasan. Sempat mengeluh juga karena dengan MASKER itu, kami tak sempat memperlihakan wajah sumringah kami dengan aksi ini dan senyum kami ketika kami mendapatkan 1 peser uang lagi.
Bahkan tak jarang kami menerima perlakuan menjengkelkan. Tengah meneriakkan Freedom For Gaza, Bantu Gaza, dan sebagainya, ada seorang Bapak yang membuka jendela mobil mewahnya dan memanggilku. Tentu aku begitu bersemangat mendekatinya, "Ini untuk apaan dek?" Tanya bapak itu. Aku menelan liurku sebelum menjawab. Maklum, tenggorokan sudah kering. "untuk Palestina Pak. Mohon bantuannya. Ini ladang surga loh Pak" Kataku. Si Bapak ini hanya tersenyum sinis mendengar jawabanku lalu berkata "Oh, lain kali" sembari menutup kaca mobilnya. "Lain kalinya kapan, Pak? Kata-kata bapak mengartikan kalau bapak berharap akan ada lagi Aktivis-aktivis seperti kami di masa yang akan datang yang akan memintai bapak seperti kami. Itu berarti bapak pula ikut mendoakan agar Palestina belum menemukan perdamaian mereka. Itu berarti bapak juga belum mengerti arti tetesan darah.
Ternyata masih ada manusia seperti bapak. Apa bapak pernah memikirkan anak-anak kita di Gaza itu akan sangat marah jika melihat mimik bapak ketika ku katakan ini semua untuk Gaza Pak?" Aku berhenti bergumam dalam hati ketika sebuah klakson mobil truk seperti ingin memecahkan gendang telingaku. Aku menghalangi jalan mereka. Hatiku masih saja sakit jika mengingat wajah si bapak. Mungkin saja si Bapak tidak mengetahui niat tulus kami. Atau mungkin dia berpikir kalau uang-uang yang kami kumpulkan ini hanya akan kami gunakan untuk kepentingan kami sendiri. Atau mungkin Si Bapak itu kewarganegaraan Izrael yang nyangkut di darah bugis? Ya Allah. Pikiranku ngawur. Semoga Allah membuka hatimu Pak. Aamiin.
Lanjutkan apa yang kami lakukan.
Serbu lagi, semangat lagi, dan terus tancap gas semangat meski cuaca panas mengganggu kepala kami.
Tengah aksi, sebuah sms masuk di hapeku. Sms dari salah 1 teman.
"Semangat. Semoga bernilai ibadah di sisi-Nya". Wah, ini kakak di mana kok sms gini? Emang dia tahu saya? Pan saya make masker? dan ku balas, "Manaki kak?". "Tadi lewatka. Tapi kencang jadi nda singgahka. hehe, lagi di jalanka juga ini" Katanya. Aku manyut. Andaikan dia singgah, pasti sekarang kardusku bertambah lagi lembaran uangnya. "Wi kak. Makasih banyak. Sayangnya nda singgahki" Balasku. "Sama-sama dek. Lagi praktekka jdi buru-buru. Meski pake masker, tetapki ku kenal. Hehe". Aku terseyum. Ternyata wajahku masih familiar meski aku sembunyikan.Itu keuntungannya. Merasa sedikit lebih terkenal. Hihihi.
Hilang 1, tumbuh 1000.
Setelah gagal mendapatkan 1 donasi dari teman, Allah mengirimkan banyak orang yang bisa ku mintai.
Tidak lama setelah Si Kakak tadi lewat, aku melihat guru MA ku juga sedang mengendari motornya. Apalagi kalau bukan dengan cekatan ku hampiri dia. Seperti kakak yang tadi, dia langsung tersenyum melihatku dan artinya dia mengenaliku meski aku make masker. Tanpa malu dan segan, ku bujuklah Beliau. Ckckck.
"Pak, uangta dule. Sekedarna mo kodong. Untuk Palestina" Godaku tanpa rasa takut sedikitpun. Toh juga saya bukan siswa nya lagi di sekolah. Jadi bebas. Hehe!!
Sambil terus mengayunkan kardus, si Bapak mengocek-ngocek kantong celananya mencari serpihan-serpihan rupiahnya daan sebuah kepingan uang talloko-talloko senilai Rp.5000 berhasil nancap di kardusku. "Pakkkk, makasih Pak. Makasih. Makasih. Makasih". Si Bapak hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahku. Hiyyahh!!! Sukses. Alhamdulillah. Meski tadinya sebenarnya saya berharap si bapak mau ngasi Rp.100.000,-
Serbu Pak Guru |
Tidak perlu menunggu waktu lama, aku melihat lagi ada tetanggaku yang juga sedang nangkring di atas motornya. Sebenarnya salah satu teman ku juga sudah minta ma dia tapi si tante gak nengeh, bahkan ngelirik tuh kardus juga kagak. Tapi, saat saya ngacungin diri di sampingnya sambil buka masker dan pasang senyumku yang paling manis, si tante langsung tertawa dan senyum maksa. Tapi meski gitu, dia tetap ngasi duitnya. Alhamdulillah. "Eh, tante mau kemana?" Tanyaku biar Si tante gak kesal..
"mau ke makassar nak. Mau belanja bentar" katanya. "Oh, gitu ya tante? Hati-hatiki pale tante nah. Macet terus itu di daya, biasa banyak kecelakaan. Hati-hati lalo ki" Sambil meraih tangannya dan menciumnya. Mungkin si tante bilang gini "yang nanya sapa? Kamu kira juga saya ini baru ke makassar sampe kamu harus ngasi tahu? Pake ngomongin kecelakaan lagi. Do'ain kek yang bagus-bagus, kata-kata tuh do'a tau" Tapi peduli amat ni tante mau nanggepin apaan dalam hatinya. Gue dah cium tuh tangannya. Berharap dia bisa merubah kata hatinya jadi gini, "Wah, ini Ulfa baik sekali. Manis tongpa senyumnya. Hormat juga sama orang tua. Mauka kasi jodohkan sama anakku deh. *eh?" Modus tuh namanya Ulfa. Baru ingat, anaknya yang pertama baru SMP. Nungguin dia gede, bisa-bisa saya jadi perawan tua duluan. Wuidih, amit-amit!!! *ttueehh!!!
Allah selalu bersama kami.
Niat kami sudah bisa menjadikan kekuatan tersendiri apalagi jika kami membayangkan betapa bahagianya saudara-saudara kami di Gaza jika melihat Aksi Kepedulian kami ini.
Sebagai Relawan, tentu tak hanya ini yang ingin kami sumbangkan untuk mereka.
Kami ingin menjadi Relawan di Tanah Gaza. Di Negeri Suci itu. Berjuang bersama di sisi Al-Aqso. Menyorakkan Allahu Akbar juga bersama-sama di depan tank-tank Sionis Izrael Laknatullah.
Jika harus terkena Rudalnya, mengapa itu tidak darah kami itu menjadi saksi di hari pembalasan kelak? Jika harus meninggal, kenapa tidak kita akan menjadi seperti mereka yang di sana sama-sama meninggal karena kekejaman, kebrutalan izrael yang justru akan mempertemukan kami di Akhirat dan bersama-sama dalah barisan orang-orang yang Beriman lainnya? Kenapa tidak?
Kalau Rachel Corrie sendiri yang seorang Relawan dari Amerika, yang non-Muslim pula rela meninggal demi memperjuangkan saudara-saudara kita di Palestina, kenapa tidak dengan kita yang Muslim?
Aksi terus berlanjut.
Saya, Amel dan Kak Dahlan berada di 1 titik yang sama. Aku dan Kak Dahlan sama-sama bertugas meminta uangnya, dan Amel yang ngacung-ngacung poster bertuliskan Freedom For Gaza.
Alif, Pak Jamil, dan teman-teman lain juga sedang melakukan hal yang sama dengan kami.
Galih dan Kak Rangga yang bertugas sebagai Fotografer. *Selalu begitu memang.
Dan di foto samping ini, seorang pengendara menginjakkan Ban Motornya di atas bendera Izrael. Ketika itu pula do'a-do'a kami berjatuhan dari dalam hati kami.
"Ya Allah, semoga dengan banyakya pengendara yang menginjak bendera Izrael ini menjadikan do'a pula untuk keruntuhan Izrael" Aamiin Ya Robbal 'Alamin.
Cipuru-cipuru-cipuru |
Hasil Aksi |
Kak Rangga |
Pemuda-Pemuda Palestina yang Berdarah Bugis.. Hihihi |
The End-
*Semoga Allah menjadikan kita adalah hamba-hamba yang semakin bertaqwa. Semakin Tawadhu. Semakin Peduli akan Sesama. Semoga inilah jalan Jihad kita. Aamiin Ya Robbal 'Alamin.
-BSMI Kab. Maros-
Selamatkan 1 Jiwa, Sambung 1000 Asa.
Ahad, 11 Muharram 1433 H/26 November 2012
^Ulfa Hidayati^