Hari ini, semua orang tahu kalau 10 November 2012 ini adalah Hari Pahlawan. Meskipun mungkin tidak tahu, tapi karena tentang hari ini di dengungkan di semua media cetak, maupun media elektronik maka yang gak tahu sama sekalipun jadi sok ngucapin "Selamat Hari Pahlawan". Hari Pahlawannya Indonesia. Hari yang membuat semua status di Facebook menjadi "Selamat Hari Pahlawan. Majulah Indonesiaku. Merdeka", etc padahal kemarin-kemarin tentang cinta mulu. Atau sedikit lebih singkat kalau di twitter "Met Hari Pahlawan", atau apapun itu kata-katanya padahal sebelumnya Retweet'an terus soal K-Pop. Hihihi.. Alangkah lucunya Negeri Ini. (Promosi kali ya?) Gak Kok!!! Just Kidding, :)
Bicara tentang hari Pahlawan, maka semua ingatan kita yang pernah mempelajari Sejarah maka akan langsung terpikat dengan "TUGU PAHLAWAN". Mulai search di Google tentang Tugu ini.
Bah, benar juga. Termasuk saya. Alasannya supaya lebih mudah menuliskannya, atau istilah yang familiarnnya COPAS, wkwkwk!!!
Seorang Presiden pada tanggal 10 November 1951 silam meletakkan batu pertama dari suatu rencana raksasa: Tugu Pahlawan, setinggi 45 meter. Batu itu ditancapkan di tengah-tengah Kota Surabaya, di sebuah tempat bekas reruntuhan gedung yang hancur dalam perjuangan mendirikan negara, di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Bersamaan dengan peletakan batu pertama itu ditanamkan juga sebuah piagam yang berbunyi:
Pada hari ini, Hari Pahlawan 10 November 1951, di Kota Surabaya, P.Y.M.Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Sukarno, dengan disaksikan oleh rakyat Indonesia di Surabaya, berkenan meletakkan batu pertama untuk mendirikanTugu Pahlawan guna memperingati pengorbanan Pahlawan-pahlawan Kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia pada tanggal 10 November 1945.
Semoga Tugu ini, yang diselenggarakan atas nama penduduk Kota Surabaya oleh Kepala Daerah Kota Besar Surabaya, Dul Arnowo, menjadi peringatan rakyat Indonesia sehingga akhir zaman.
Presiden Republik Indonesia, Dr. Ir. Sukarno.
Gubernur Jawa Timur, Samadikun.
Walikota Surabaya, Dul Arnowo.
Tentu saja naskah piagam itu ditulis dalam bahasa Indonesia ejaan Soewandi (ejaan lama), bukan bahasa korea, jepang apalagi pan saat itu kita di jajah ma jepang. Gak lucu banget kita di jajah ma jepang, eh tahu-tahu malah pas ngediriin TUGU PAHLAWANNYA pake Bahasa Jepang kan,hihi. Once again, just kidding!!! Nah lanjut sob, segera setelah upacara ini selesai, maka pekerjaan pembangunan Tugu Pahlawan mulai diselenggarakan. Dan pada tanggal 10 November 1952 Presiden yang sama meresmikan pembukaan Tugu Pahlawan itu, yang ternyata tingginya hanya 45 yard!
Seperti tertera di dalam piagam yang ditanam beserta batu pertama, maka sebagai pembawa cita-cita untuk mendirikan Tugu Pahlawan ini dapat disebutkan tokoh seorang kurus, bertubuh kecil, tetapi selalu ikut berjuang dalam kancah pertempuran Surabaya serta menjadi walikota Surabaya sejak kembalinya kedaulatan negara Republik Indonesia. Tokoh itu tidak lain adalah Dul Arnowo. Ia kecuali dikenal sebagai seorang warga kota yang “kawakan”, juga populer di kalangan pejuang di Jawa Timur. Dul Arnowo sudah sejak tanggal 2 September 1945 berprakarsa membentuk pemerintahan Kota Surabaya yang jadi bagian dari Negara Republik Indonesia proklamasi 17 Agustus 1945.
Panjang banget sebenarnya nih sejarah (kalau gak panjang, saya gak mesti copas nek). Singkatnya gini katanya (Singkat pun masih panjang sebenarnya).
Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby karena season saling tembak di jembatan merah,oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tak diketahui identitasnya, dan terbakarnya mobil tersebut terkena ledakan granat yang menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali. Kematian Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia. Penggantinya, Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk banyak badan-badan perjuangan / milisi. Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan Tentara Keamanan Rakyat TKR juga telah dibentuk sebagai pasukan negara. Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia.
Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Inggris kemudian membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Terlibatnya penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam serangan tersebut, baik meninggal maupun terluka.
Di luar dugaan pihak Inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.
Tokoh-tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) sehingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.
Setidaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya.. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000 tentara. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang. Seru kan ceritanya? Kita seperti lupa akan semua itu dan hanya sekedar mengucapkan kata-kata "Selamat Hari Pahlawan" begitu saja.
Lihatlah PEMUDA kita di Masa Negara ini di Jajah oleh Belanda dan Jepang. Mereka menggerakkan kaki mereka dengan langkah tegap sembari melawan para senjata dengan bambu. Mustahil menang jika di pikir secara logika tapi jika berbicara tentang Mukjizat maka tidak ada yang tidak mungkin untuk Allah jadikan. Cukup dengan "kun fa yakun" ma Jadilah. Maha Suci Engkau Ya Allah. Sekarang ini, sangat sulit mendapati Pemuda yang mau ikut ambil andil dalam pergerakan menantang kedzaliman yang terjadi di negara kita. Tapi, di antara semua masih ada beberapa pemuda yang mau menjadi lebih baik. Masih adaji. Insya Allah.
Sekedar ingin menyeimbangkan tentang Pahlawan-pahlawan kita di Masa Lalu sampai saat ini, ada juga para Pahlawan yang telah berjuang mempertahankan Tanah Tempat sejarah Panjang Islam berkembang berabad-abad dalam penindasan, penderitaan, keterpurukan, sampai pada tangisan darah yang begitu mengiris-iris perut jika melihat mereka. Di sudut kota di wilayah di Timur Tengah, tepatnya di Palestina, sebelah barat daya Palestina ’48 (wilayah Palestina sebelum perang tahun 1948). Sebelah selatan berbatasan dengan Mesir, sebelah barat, timur dan utara berbatasan dengan wilayah Palestina ’48. Wilayah yang bentuknya memanjang dan sempit. Panjang wilayahnya 45 km, lebar 5,7 km di beberapa bagian dan 12 km di bagian yang lain yaitu berbatasan dengan Mesir. Sehingga jika dijumlah, luas Jalurnya adalah 365 km persegi. Tahukah kalian nama wilayah itu?
Ya.
Dialah GAZA. PALESTINA.
Bagi Kaum muslimin, Gaza merupakan negeri yang bersejarah, negeri perjuangan dan negeri syuhada’, karena banyaknya rakyat Gaza yang syahid di jalan Allah, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga nenek-nenek dan kakek-kakek yang dibunuh tentara Zionis Iarael.
Gaza akan selalu diingat dan dikenang khususnya bagi mereka yang mencintai keluarga Rasulullah saw, bagi mereka yang menjadi pengikut mazhab Imam Syafi’i, bagi mereka yang berjuang dan melanjutkan perjuangan Imam Hasan Al Banna dengan gerakannya yang terkenal, Al Ikhwan Al Muslimin.
Datuk Rasulullah saw, Muhammad bin Abdillah, wafat dan dikubur di Gaza. Datuk Rasulullah saw namanya adalah Hasyim bin Abdu Manaf. Beliau adalah orang tua dari kakek Rasulullah saw, Abdul Muththalib yang terkenal dengan sebutan Syaibah karena ada segumpal rambut putih di kepalanya.
Imam Syafi’i, murid Imam Malik, pendiri mazhab Syafi’i, lahir pada bulan Rajab tahun 150 H (767 M) di Gaza, hari kelahiran Imam Syafi’i bertepatan dengan hari wafatnya Imam Abu Hanifah di Baghdad dan wafatnya Imam Ibnu Juraij Al Makky, seorang alim besar di kota Makkah, dikenal dengan Imam Ahli Hijaz.
Imam Syafi’i, nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin Saib bin Ubaid bin Abu Yazid bin Hasyim bin Abdul Muththalib bin Abdu Manaf bin Qushaiy. Silsilah dari jalur ibunya, Fathimah binti Abdullah bin Al Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (paman Nabi saw).
Bagi umat Islam yang mengikuti mazhab imam Syafi’i seharusnya memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Gaza, kota kelahiran Iman Syafi’i, yang saat ini penduduknya sedang disiksa secara masal oleh Zionis Israel dengan cara blokade.
Akibat blokade yang diterapkan penjajah Zionis Israel terhadap rakyat Gaza, maka kebutuhan pokok berupa makanan, susu untuk bayi, obat-obatan dan BBM (Bahan Bakar Minyak) tidak dapat masuk Gaza. Berbagai obat-obatan yang dibutuhkan rakyat sudah menipis dan sebagian sudah habis. Jenis obat yang habis tersebut diperkirakan berjumlah 160 jenis. Sekitar 90 alat kedokteran sudah tidak dapat dipakai lagi karena tidak ada suku cadang yang dapat digunakan untuk memperbaikinya. Apabila “kejahatan kemanusiaan” ini dibiarkan terus, tanpa ada yang mau dan mampu mencegahnya, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi tragedi kemanusian di abad modern.
Gaza adalah tempat yang pernah dikunjungi oleh Mursyid ‘Am Al Ikhwan Al Muslimin, Imam Hasan Al Banna, didampingi Ustadz. Abdah Qasim, Sa’duddin Al Walili dan Syekh Muhammad Farghali, Jum’at, 1948.
Imam Hasan Al Banna datang langsung ke kota Gaza, Palestina ditengah kesibukannya dalam berdakwah, untuk memberikan semangat kepada pasukan Al Ikhwan Al Muslimin yang berjihad di Palestina dan memberikan dukungan serta bantuan nyata kepada rakyat Palestina yang sedang berjuang melawan penjajah.
Ketika berada di kantor cabang Ikhwan, di kota Gaza Hasyim, Palestina, Imam Hasan Al Banna menulis kalimat singkat dibuku tamu yang tersedia. Kalimat tersebut tertulis dengan jelas: Hari ini, aku mengunjungi Kantor Cabang Ikhwan di kota Gaza Hasyim. Aku mempertanyakan asal-usul nama ini, Gaza Hasyim. Seseorang berkata kepadaku bahwa Hasyim adalah kakek Rasulullah saw yang kuburannya terdapat di kota Gaza.
Sekarang di Gaza, Palestina, negeri tempat dikuburnya datuk Rasulullah saw, Hasyim bin Abdu Manaf, tempat lahirnya Imam Syafi’i, tempat yang pernah dikunjungi Imam Hasan Al Banna, penduduknya sedang menderita, gelap gulita setiap hari karena pasokan BBM untuk listrik dihentikan Zionis Israel, anak-anak hidupnya tercekam, ketakutan, kebutuhan pokok makin menipis, makanan sulit didapat, penderitaan tersebut akibat blokade yang dilakukan penjajah Zionis Israel. Disamping itu, dengan adanya tembok pemisah yang tingginya 8 m dan dalamnya 6 m dari permukaan tanah, tembok pemisah dikenal dengan nama “tembok rasialis” atau “tembok apharteid”, praktis penjajah Zionis Israel telah memenjarakan dan mengurung penduduk Gaza yang berjumlah sekitar 1,5 juta orang di kawasan yang luasnya 365 km persegi. Sungguh sangat menyedihkan, sangat memilukan, betapa tidak? Umat Islam yang berjumlah sekitar 1,3 milyar tidak mampu menghentikan kebiadaban dan kezaliman yang dilakukan penjajah Zionis Israel di Gaza, Palestina. Setiap harinya ada anak-anak kecil yang harus di renggut nyawanya oleh tangan-tangan biadab Izrael. Setiap harinya darah di tumpahkan bercampur dengan debu, pasir dan hasil puing-puing decakan BOM Izrael yang terkutuk. Pemuda mereka di mana? Mereka Syahid, pula. Pemuda Gaza pun berjuang mempertahankan Tanah Kelahiran mereka. Mempertahankan sisa-sisa tenaga mereka melindungi sesama saudara Muslim. Mengapa mereka tidak mundur saja? Kenapa mereka tidak melarikan diri saja? Ooh Tidak Bisa. Palestina adalah milik ISLAM. Masjid Al-Aqsa yang menjadi incaran Izrael itu milik kita yang harus di jaga. Kematian bagi orang ISLAM yang Taat adalah sebuah kenikmatan. Kenikmatan bertemu dengan Sang Robbul Izzati.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿١٠﴾
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS:Al Hujuraat: 49 :10)."
Apakah kita membiarkan saja rakyat Palestina ditindas, dijajah, dizalimi Zionis Israel? Lantas dimana ukhuwah kita? Dimana solidaritas kita? Dimana keimanan kita?
Rasulullah saw pernah bersabda:
"Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas ra)."
"Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di hari kiamat. Allah selalu menolong hamba selama dia menolong saudaranya. (HR. Muslim)."
Sekarang, marilah kita buat sejarah yang baik, sejarah yang akan bermanfaat untuk kita dan anak cucu dikemudian hari, sejarah yang dapat menghibur dan menyenangkan hati saudara-saudara kita di Gaza khususnya dan Palestina umumnya. Caranya? Bantu mereka dengan doa! Dengan dana! Dengan tulisan dan lisan! Tunjukkan rasa empati dan peduli terhadap perjuangannya! Jika tidak mau membantu, jangan buat mereka sakit hati dengan prilaku borju, hedonis, materialis yang dipertontonkan secara vulgar tanpa ada perasaan malu. (Sedikit copas di http://www.eramuslim.com/palestina-kita/mengenal-gaza.htm#.UJ8zdOSZRHg).
Palestine You're all that I need
You're My life, the air that i Breathe
Palestine You're My Heart and it's Key
For you i give, with you i'm Free
*Irfan Makki - Palestine
2 komentar:
Bismillahir Rohmanir Rohiim...
semoga Alloh Yang Maha Mengabulkan do'a senantiasa melindungi dan menentramkan hati para mujahid-mujahidah yang berada di Tanah Palestina, aamiin... menjadikan mereka pribadi2 yg tangguh(aamiin) dlm memperjuangkan tanah yg ingin dikuasai oleh kaum zionis di mana sejatinya tanah yg sekarang di duduki oleh zionis kejam itu juga adalah tanah Ummat Muslim.
Yaa Alloh... jadikanlah kami saudari-saudara mereka selalu ingat akan mereka yg dgn gagahnya memperjuangkan keyakinan mereka yg insyaAlloh hanya karena-Mu Yaa Robb, aamiin... ingat untuk selalu menyertakan do'a yg terbaik bagi mereka, aamiin...
Engkau-lah Zat Yang Maha mengabulkan do'a-do'a... maka hamba mohon agar kiranya Engkau berkenan mengambulkan do'a2 kami, aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin...
Aamiin Ya Robbal "Alamiin.. :(
Posting Komentar