Senin, 28 Januari 2013

Simfoni Abu-abu

di Januari 28, 2013

Farika masih duduk di kelasnya setelah bel tanda pelajaran usai itu berdering. Teman-temannya sudah meluncur untuk mengisi bahan bakar tubuh mereka guna mempersiapkan tenaga ekstra untuk pelajaran selanjutnya. Tangannya masih saja mengetik tombol keyboard. Menyusun kalimat demi kalimat menjadi paragraf indah. Mengisyaratkan makna yang dalam sambil kepalanya sedikit-sedikit menggeleng jika dia menemukan sendiri kesalahan dalam menyusun kalimat-kalimatnya. Kacamatanya yang sudah sedikit longgar terkadang meluncur ke hidungnya yang pesek, tiba-tiba hapenya bordering. Sebuah sms dari Risma, sahabat karibnya.
Farika, ke kantin sekarang. Cepet cepet!!!”
Farika merasa sangat malas meskipun demikian, dia masih saja melangkahkan kakinya menuju kantin yang sangat ramai. Kaget, melihat para siswi perempuan mengerumuni seorang pria yang memakai kemeja biru muda. Dari penampilannya, sepertinya dia seorang Mahasiswa. Entah apa kegiatannya di sini, Farika tak menghiraukannya. Ia lalu mencari keberadaan Risma.
Far, kamu lihat cowok itu kan? Dia akan mengajar di sekolah kita. Manis kan? Waahhh”
Kamu ngajakin saya ke sini hanya untuk melihat makluk itu? Sia-sia banget langkahku Risma. Ah, udah. Aku mau ke kelas dulu” Farika lalu melangkah meninggalkan Risma sendirian. Namun, Risma buru-buru mengejar Farika yang lebih tinggi darinya itu. Badannya yang proporsional itu tak begitu kelihatan karena seragam sekolah Farika yang sengaja di besarkan. Dialah anak Paskibra sekolah satu-satunya yang memakai jilbab.
Keberadaan Mahasiswa PPL akan menjadi pewarna baru di tengah-tengah seragam abu-abu. 8 orang dari mereka, hanya 3 orang yang laki-laki. Salah satunya adalah Mahasiswa yang beberapa hari yang lalu memakai kemeja biru. Hari pertama pun di mulai dengan sukses, dan kelas Farika-lah yang akan menjadi kelas yang akan di ajar salah satu dari mereka. Meskipun bukan Mahasiswa yang memakai kemeja biru itu. Dia di tempatkan di kelas XII.5, kelas yang paling pojok. Kelas yang terkenal dengan siswanya yang nakal. Siapa kira, kalau mahasiswa itu bisa mengomandoi anak-anak itu? Itu hebatnya.
Saat pelajaran sedang berlangsung, Indra, mahasiswa kemeja biru mendapat sms kalau Kiki kecelakaan. Teman PPL mereka. Dia pun buru-buru mencari temannya yang lain. Kebetulan teman akrabnya, Dedi ada di kelas Farika. Jauh sebenarnya, mengingat kelas Farika ada di lantai 3 sekolah. Naiklah dia.
Tok..Tok…tokkk
Assalamu alaikum” Indra mengucapkan salam sebelum masuk ke ruang kelas. Seketika semua mata tertuju padanya. Mata Risma lah yang paling berbinar.
Waalaikumsalam” Jawab mereka bersamaan.
Sorry ganggu, Ded”
Gak kok. Sini masuk, kenapa?” Kata Dedi.
Kiki Ded, dia kecelakaan. Sistah yang sms gue barusan. Mereka barengan katanya, tapi Sistah gak papa. Kiki aja yang agak parah, bahkan dia pingsan. Kebetulan dia sekarang di daerah yang agak sepi katanya” Jawab Indra panik.
Farika yang pernah mengikuti pelatihan Pertolongan Pertama yang di adakan Dinas Kesehatan itu sedikit terpanggil hatinya untuk membantu dan mencari tahu.
Kak Sistah bilang gak dia di jalan mana tepatnya?” Tanya Farika tiba-tiba. Indra menoleh ke arah suara. Melihat gadis berkacamata itu, Indra merasa yakin kalau siswa ini pasti akan membantu.
Di jalan Tupai, katanya dek” Jawab Indra.
Aku tahu daerah itu. Saya tiap hari melewati jalan itu kalau ke sekolah. Memang di sana gak ada rumah kak, yang ada hanya kebun yang membentang ke penjuru lahan.”
Kamu bisa nemenin kami? Nanti kami yang tanggung jawab kalau kamu di marahin kepala sekolah atau guru”
Oke”
Maka meluncurlah mereka menuju tempat itu dengan mengendarai mobil Kepala sekolah. Mereka membawa Kiki ke RS. Baru sekitar pukul 14.23 siang Indra mengantar Farika kembali ke sekolah. Ternyata teman-temannya sudah pada bubar. Tasnya sudah di titip Risma di ruang guru sehingga Farika bisa segera kembali ke rumah. Indra yang merasa dekat dengan Farika sejak kejadian Kiki kecelakaan itu, selalu mengajak Farika belajar bersama teman-temannya. Dari ekstra less ini Indra terpikat dengan siswi berkacamata itu.
Senin pagi, setelah Upacara berlangsung Farika mendapat sebuah kotak di laci mejanya. Isinya adalah sebuah album yang berisi semua foto-foto Farika. Sontak Terpukau.
Kak Indra suka sama kamu, Far?” Tanya Risma kaget.
Gak tahu. Ini maksudnya apaan motret saya kayak gini?”
Eh, ada suratnya Far” Jawab Risma cekatan melihat pucuk kertas di ujung album yang berwarna kuning itu.
Surat? Jadul amat sih!!!”
Farika lalu membuka lipatan surat itu.
SELAMAT ULANG TAHUN, Farika.
Semoga kamu panjang umur ya.
Maaf tak sempat memberikanmu secara langsung karena aku gak mau melihat tatapan dinginmu menerima kado yang telah ku siapkan sejak minggu ke-3 aku di sini. Albumnya terlalu berharga untuk di balas ekspresi dingin, hehehe. Bercanda.
Aku tunggu kamu di Universitas.
Sebelum aku ninggalin sekolah ini, aku memang mau ngasi ini.
Dan juga aku mau nyampein salam dari Sidiq.
Dia suka sama kamu katanya!!!
Sekali lagi SELAMAT ULANG TAHUN
Farika hanya bisa saling menatap dengan Risma. Kaget dengan kalimat terakhir itu. Diam-diam mereka justru berharap Indra yang mengutarakan perasaannya. Namun, semuanya terbalik dengan dugaan dan harapan.
Oke. Kita sama-sama simpan rapi perasaan kita masing-masing. Jangan sampai kamu tahu dan aku semakin sadar kalau ikut tergugah denganmu” Komitmen Farika di hati.


3 komentar:

Anonim mengatakan...

kerenn

amni_shamrah mengatakan...

keren cuman terlalu pendek mungkin.. akan lebih seru kalo disinggung sedikit lebih rinci ttg kejadian waktu pergi mencari kiki yg kecelakaan atau apa2 kejadian yg bisa dianggap "spesial moment" buat Indra smpai segitux suka ma Far.. atau apa yg membuat far dingin amat..lebih keren keagx

Lyu Fathiah mengatakan...

Hahaha..mati langkah duluan ya kak?Ckck..gak terlalu dramatis

Posting Komentar

 

Lyu Fathiah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review