Farika
masih duduk di kelasnya setelah bel tanda pelajaran usai itu
berdering. Teman-temannya sudah meluncur untuk mengisi bahan bakar
tubuh mereka guna mempersiapkan tenaga ekstra untuk pelajaran
selanjutnya. Tangannya masih saja mengetik tombol keyboard. Menyusun
kalimat demi kalimat menjadi paragraf indah. Mengisyaratkan makna
yang dalam sambil kepalanya sedikit-sedikit menggeleng jika dia
menemukan sendiri kesalahan dalam menyusun kalimat-kalimatnya.
Kacamatanya yang sudah sedikit longgar terkadang meluncur ke
hidungnya yang pesek, tiba-tiba hapenya bordering. Sebuah sms dari
Risma, sahabat karibnya.
“Farika,
ke kantin sekarang. Cepet cepet!!!”
Farika
merasa sangat malas meskipun demikian, dia masih saja melangkahkan
kakinya menuju kantin yang sangat ramai. Kaget, melihat para siswi
perempuan mengerumuni seorang pria yang memakai kemeja biru muda.
Dari penampilannya, sepertinya dia seorang Mahasiswa. Entah apa
kegiatannya di sini, Farika tak menghiraukannya. Ia lalu mencari
keberadaan Risma.
“Far,
kamu lihat cowok itu kan? Dia akan mengajar di sekolah kita. Manis
kan? Waahhh”
“Kamu
ngajakin saya ke sini hanya untuk melihat makluk itu? Sia-sia banget
langkahku Risma. Ah, udah. Aku mau ke kelas dulu” Farika lalu
melangkah meninggalkan Risma sendirian. Namun, Risma buru-buru
mengejar Farika yang lebih tinggi darinya itu. Badannya yang
proporsional itu tak begitu kelihatan karena seragam sekolah Farika
yang sengaja di besarkan. Dialah anak Paskibra sekolah satu-satunya
yang memakai jilbab.
Keberadaan
Mahasiswa PPL akan menjadi pewarna baru di tengah-tengah seragam
abu-abu. 8 orang dari mereka, hanya 3 orang yang laki-laki. Salah
satunya adalah Mahasiswa yang beberapa hari yang lalu memakai kemeja
biru. Hari pertama pun di mulai dengan sukses, dan kelas Farika-lah
yang akan menjadi kelas yang akan di ajar salah satu dari mereka.
Meskipun bukan Mahasiswa yang memakai kemeja biru itu. Dia di
tempatkan di kelas XII.5, kelas yang paling pojok. Kelas yang
terkenal dengan siswanya yang nakal. Siapa kira, kalau mahasiswa itu
bisa mengomandoi anak-anak itu? Itu hebatnya.
Saat
pelajaran sedang berlangsung, Indra, mahasiswa kemeja biru mendapat
sms kalau Kiki kecelakaan. Teman PPL mereka. Dia pun buru-buru
mencari temannya yang lain. Kebetulan teman akrabnya, Dedi ada di
kelas Farika. Jauh sebenarnya, mengingat kelas Farika ada di lantai 3
sekolah. Naiklah dia.
Tok..Tok…tokkk
“Assalamu
alaikum” Indra mengucapkan salam sebelum masuk ke ruang kelas.
Seketika semua mata tertuju padanya. Mata Risma lah yang paling
berbinar.
“Waalaikumsalam”
Jawab mereka bersamaan.
“Sorry
ganggu, Ded”
“Gak
kok. Sini masuk, kenapa?” Kata Dedi.
“Kiki
Ded, dia kecelakaan. Sistah yang sms gue barusan. Mereka barengan
katanya, tapi Sistah gak papa. Kiki aja yang agak parah, bahkan dia
pingsan. Kebetulan dia sekarang di daerah yang agak sepi katanya”
Jawab Indra panik.
Farika
yang pernah mengikuti pelatihan Pertolongan Pertama yang di adakan
Dinas Kesehatan itu sedikit terpanggil hatinya untuk membantu dan
mencari tahu.
“Kak
Sistah bilang gak dia di jalan mana tepatnya?” Tanya Farika
tiba-tiba. Indra menoleh ke arah suara. Melihat gadis berkacamata
itu, Indra merasa yakin kalau siswa ini pasti akan membantu.
“Di
jalan Tupai, katanya dek” Jawab Indra.
“Aku
tahu daerah itu. Saya tiap hari melewati jalan itu kalau ke sekolah.
Memang di sana gak ada rumah kak, yang ada hanya kebun yang
membentang ke penjuru lahan.”
“Kamu
bisa nemenin kami? Nanti kami yang tanggung jawab kalau kamu di
marahin kepala sekolah atau guru”
“Oke”
Maka
meluncurlah mereka menuju tempat itu dengan mengendarai mobil Kepala
sekolah. Mereka membawa Kiki ke RS. Baru sekitar pukul 14.23 siang
Indra mengantar Farika kembali ke sekolah. Ternyata teman-temannya
sudah pada bubar. Tasnya sudah di titip Risma di ruang guru sehingga
Farika bisa segera kembali ke rumah. Indra yang merasa dekat dengan
Farika sejak kejadian Kiki kecelakaan itu, selalu mengajak Farika
belajar bersama teman-temannya. Dari ekstra less ini Indra terpikat
dengan siswi berkacamata itu.
Senin
pagi, setelah Upacara berlangsung Farika mendapat sebuah kotak di
laci mejanya. Isinya adalah sebuah album yang berisi semua foto-foto
Farika. Sontak Terpukau.
“Kak
Indra suka sama kamu, Far?” Tanya Risma kaget.
“Gak
tahu. Ini maksudnya apaan motret saya kayak gini?”
“Eh,
ada suratnya Far” Jawab Risma cekatan melihat pucuk kertas di ujung
album yang berwarna kuning itu.
“Surat?
Jadul amat sih!!!”
Farika
lalu membuka lipatan surat itu.
SELAMAT
ULANG TAHUN, Farika.
Semoga
kamu panjang umur ya.
Maaf
tak sempat memberikanmu secara langsung karena aku gak mau melihat
tatapan dinginmu menerima kado yang telah ku siapkan sejak minggu
ke-3 aku di sini. Albumnya terlalu berharga untuk di balas ekspresi
dingin, hehehe. Bercanda.
Aku
tunggu kamu di Universitas.
Sebelum
aku ninggalin sekolah ini, aku memang mau ngasi ini.
Dan
juga aku mau nyampein salam dari Sidiq.
Dia
suka sama kamu katanya!!!
Sekali
lagi SELAMAT ULANG TAHUN
Farika
hanya bisa saling menatap dengan Risma. Kaget dengan kalimat terakhir
itu. Diam-diam mereka justru berharap Indra yang mengutarakan
perasaannya. Namun, semuanya terbalik dengan dugaan dan harapan.
“Oke.
Kita sama-sama simpan rapi perasaan kita masing-masing. Jangan sampai
kamu tahu dan aku semakin sadar kalau ikut tergugah denganmu”
Komitmen Farika di hati.
3 komentar:
kerenn
keren cuman terlalu pendek mungkin.. akan lebih seru kalo disinggung sedikit lebih rinci ttg kejadian waktu pergi mencari kiki yg kecelakaan atau apa2 kejadian yg bisa dianggap "spesial moment" buat Indra smpai segitux suka ma Far.. atau apa yg membuat far dingin amat..lebih keren keagx
Hahaha..mati langkah duluan ya kak?Ckck..gak terlalu dramatis
Posting Komentar