|
KyuSung |
Saya paling suka dengan Pict ini.
Mereka seperti mewakilkan kisahku, dengan seorang Teman.
Kak Inchy.
Serumah selama kurang lebih kurang dari 3 Tahun, masih saja menjadi alasan kedekatan kami. Begitu merindukan kegiatan-kegiatan yang kini sudah tidak ada lagi. Ya, kami berpisah karena saya sudah tak lagi kost di sana.
Meski Ibu Kost kami yang galaknya seperti macan betina lagi di rampas makanannya, tetap saja tempat itu yang terbaik.
Tempat itu mengukir banyak sekali cerita, kejadian, kisah, dan sungguh aku merindukannya.
Tapi, aku lupa kapan kejadian pas nya kami bisa menjadi sangat dekat seperti gambar ini. Kyuhyun yang sangat di sukai kak inchy, dan aku yang begitu mengidolakan Yesung. Super Junior menjadi simponi persahabatan kami.
Ada banyak orang yang telah menegur kami lantaran kami mengidolakan boyband yang 1 ini.
Contohnya saja ada seorang teman yang ikut menegur. Dia ini akhwat sejati. Dia bilang apa yang kami idolakan itu sangat tidak Islami. Mengidolakan mereka yang bukan dari dari kalangan kita orang Muslim, dan musik-musik yang juga ini sangat tidak Islami. Aku dan Kak Inchy tak pernah protes dan merasa ini berlebihan. Memang benar, ini salah. Tapi, kami hanya sekedar menyukainya saja. Tak sampai kami seperti para ELF yang menunggui SuJu di hotel sampai nginap ampe tiga hari hanya untuk mendapatkan tiketnya ketika mereka SS4 di jakarta. Kami tak seperti para ELF yang seasrama dengan Kak Asiz di Jepang di mana semua perabotnya adalah icon SuJu. Dari gelas, piring, sampai alat mandi pun semua SuJu. Ya, kami tak seperti mereka. Kami hanya menyukai mereka karena lagu-lagu mereka yang sangat easy listening. Persahabatan mereka yang juga tak kalah uniknya. Kami tak mengikuti modern, yang setiap ada yang baru maka kami juga mengikutinya. Tidak sama sekali. Kami memang menyukai apa yang kami anggap ini bagus.
Berawal dari hal-hal kecil ini, muncul lagi kebiasaan-kebiasaan yang nyaris sama antara kami. Kebetulan di kost-an itu, kamarku dan kamarnya kak inchy berdampingan. Di antara beberapa kamar, kamarku lah dan kamarnya kak inchy yang nyaris tak pernah ada asap mengepul (baca:gak pernah masak). Ya, kami malas masak. kami lebih senang makan di luar. Memilih menu apa yang akan melepas rasa lapar kami. Ketika tak ada lagi nafsu untuk makanan ala mahasiswa kost di luar sana, yang paling sering kami pilih adalah memasak "Indomie Coto Makassar" di temani dengan beberapa jeruk nipis dan cabe rawit. Kami terkenal di kost dengan kedekatan ini. Katanya kami ini benar-benar clop dan itu tak salah. Kami memang sangat clop. Selain MIE COTO MAKASSAR itu, nonton adalah rutinitas kami yang tak bisa di ganti lagi. Selalu saja ada alasan kenapa kami selalu punya waktu untuk nonton.
|
Lagi di TO |
Ketika kegiatan kami bertubrukan, kami mencoba mencari cara dan jalan lain agar bisa mendapatkan apa yang kami rencanakan. Ketika aku kuliah, kak inchy akan menungguku, begitupun seblaiknya. Ketika kak inchy sibuk, aku pun akan menunggunya. Aku ingat, ketika kak inchy KP di kampusku yang lagi dalam proses renove, dia yang anak teknik nangkring bebas di kampusku. Tapi, bukan berarti kami sering ketemu. Kami sibuk dengan urusan masing-masing. Tapi JUJUR memang aku sempat bolos karena aku bertandang di tempatnya waktu itu. Kak Inchy lalu memperkenalkanku dengan teman-temannya walaupun sebelumnya memang aku sudah kenal dengan mereka di cerita-cerita kak inchy, maupun di fotonya. Di antara mereka ada kak arhul, kak nyul, kak anchu, kak itha, kak mila, kak inar, kak dhila. Aku kenal mereka semua.
|
Kak Dhyla, Kak Arhul, dan Kak Inchy |
Aku senang kenal dengan mereka semua karena pastinya, jumlah temanku kini bertambah. dari yang hanya sekmapusku saja, se-kostan ku saja, seorganisasi ku saja, kini aku sudah mengenal merka yang bukan sekampus denganku, juga tidak sejurusan denganku. Aku bahagia. :)
Inilah kami, inilah aku.
Aku begitu beruntung bisa mengenal mereka karena ketika aku bersama dengan mereka, aku nampak dan bahagia. Mereka anak teknik yang asli gokil habis, seru. Aku kadang cemburu dengan kak inchy yang punya sahabat-sahabat seperti mereka. aku tidak tahu apa mereka juga merasa beruntung mengenalku.. Hihihihi..
|
Kak Inchy, Kak Inar, kak Mila, kak Itha, dan kak dhyla |
Tak hanya kak Inchy, aku pun memperkenalkan kak inchy dengan teman-teman dekatku. Alif dan Galyh.
Biar persahabatanku dengan kak inchy bisa tersebar ke mana pun.. Aku berharap sekali kami akan tetap seperti ini.
Selamanya.
Banyak yang ingin ku ceritakan tapi ini saja sudah membuat ku sangat merindukan saat -saat kami bersama.
namun, apalah lagi.
Kami ini hanya manusia biasa..
Kami ini hanya mahasiswa yang berhasil membangun keindahan kebersamaan.
Aku merasa, inilah cinta dari-Nya.
Aku menemukan kak inchy.
Kami ini adalah sahabat yang akan tetap seperti ini.
Malam seperti di foto ini takkan lagi pernah ada. Tempat nongkrong kami, di Air Mancur TC UIN itu akan menjadi saksi bisu saja akan kehadiran kami di malam-malam sebelumnya. Menata bias-bias cahaya yang telah terkurung kenangan yang tiada duanya,tiada gantinya,tiada samanya. Kami akan senantiasa merindukannya, meski sulit untuk memadukannya kembali. Ketika kelak misalnya kami sudah menjadi seorang Ibu, seorang Istri, kisah inilah yang akan kami ceritakan pada anak-anak kami. Anak-anak kami mungkin saja merasa ini tidak seseru kisah mereka nantinya, tapi mereka akan tetap harus mengetahuinya karena mereka anak-anak yang akan tetap bisa mengetahui sejarah panjang sang Ibu.
tapi, kami tidak akan membiarkan anak-anak kami kelak seperti kami. Kami ini banyak salahnya, banyak dosanya.
tentang SuJu, ya itu memang salah dan kami menyadari itu. Pondasi agama tentunya kelak akan bisa menyadarkan betapa hal-hal seperti ini akan sangat berpegaruh akan kelangsungan psikologi anak-anak kami.
|
Air Mancur TC UIN (tempat Favorit kami) |