Aku pun tak pernah menyangka. Hari ini aku menangis dengan langkah ku yang terpatah-patah sesenggukan. Aku tidak pernah bisa tahu sekuat apa diriku meski sejuta kali aku menyemangati sendiri raga ku.
Tidaklah yang kalian lihat tentangku itu adalah semua kebenaran. Kadang kala kau harus bisa membacaku, sifatku, rasaku yang ku taruh dalam-dalam agar tak sehelai sikap pun bisa memperlihatkan betapa rapuhnya aku ini.
Ada mereka yang begitu mencintaiku, memberiku banyak kata-kata motivasi, sampai aku tak tahu bagaimana lagi ku cerna semua nasehat-nasehat itu. Aku tak sekuat kalian. Aku ini lemah sekali.
Jujur, aku sempat menyesali diriku. Kenapa aku sebodoh ini? Nilai-nilai mata kuliah yang tertunda bahkan ada yang Error itu tak semuanya karena kehadiranku saja yang kurang di semester awal, tapi terlebih karena kelemahanku, kebodohanku. Itulah aku.
Dengan penuh kebingungan keluar dari pelataran Jurusan, aku menunduk agar tak seorang menyadari kalau kini aku menangis. Hidung aku sumbat dengan tissue agar aku tak menangis dengan keras meski dada ku bergemuruh seolah ada kemarahan yang di bendung sekian abad di dalam sana. Ya, aku masih merasionalkan sikapku untuk sementara waktu sambil memeikirkan kemana aku bisa menenangkan hati ku yang sudah terluka ini.
Aku mengingat kejadian 1/2 Jam yang lalu sambil berjalan-jalan kecil..
Aku menunggu seseorang, seorang Dosen, seorang Ibu..
Menunggunya di depan ruangannya, di kampus yang tak pernah ku datangi sebelumnya berhubung gedung kampus itu bukan kampus ku.
1 menit berlalu...
30 menit berlalu,
1 jam berlalu,
1 setengah jam berlalu...
AKU CAPEK... AKU BOSAN...
Ku putuskan untuk menghubungi Sang Dosen yang entah di mana rantah berantahnya..!!!
"Halo.."
"Assalamu alaikum, Bu. Saya Ulfa dari Mahasiswa Matematika. Mau menghadap sama ibu untuk mengisi blangko nilai mata kuliah "Pengantar Pendidikan" yang pernah kita ajarkan"
"Assalamu alaikum, Bu. Saya Ulfa dari Mahasiswa Matematika. Mau menghadap sama ibu untuk mengisi blangko nilai mata kuliah "Pengantar Pendidikan" yang pernah kita ajarkan"
"Mahasiswa Matematika?"
"Iyya, Bu"
"Iyya, Bu"
"Maaf, saya tidak merasa pernah mengajar kalian"
*Glegeekkk
*Glegeekkk
"Ehh, pernah bu.. Tahun 2009 lalu ibu ngajar di..." Terputus. Tut.. tut.. tut..!!!
Ahhh, saya bisa Gila kalau begini.
Aku ingat, temanku esok akan ujian.
Rencanaku ujian hari Kamis kini benar-benar Gagal..
Aku bersandar di ruang tunggu jurusan. Aku menghela nafasku berharap bisa menenangkan aku yang kini benar-benar keletihan dengan ini semua. Kenapa? Aku bilang dengan hatiku. "Ini Ujian, Fa. Ini ujian. Ayo semangat." tapi sepertinya itu tidak berguna.
Aku pamit pada teman-temanku yang kini sedang sibuk mengurus ujian meja esoknya.
Aku tersenyum melihat mereka karena aku seperti merasakan aliran yang ada dalam diriku juga menginginkan hal itu terjadi padaku.
Menuju Sarjana ini meletihkan, Ya Allah.
:'(
Meski biasanya mesjid bisa menenangkan aku, tapi hari ini aku tak memilihnya untuk bersemedi sebentar. AKu naik ke angkot dan di sanalah tangisku meledak seketika. Tidak lagi ku pedulikan bagaimana penumpang di sampingku melihatku. Aku hanya ingin menangis bu. Biarkanlah aku sendiri saja. :'(
0 komentar:
Posting Komentar