Selasa, 25 September 2012

AN^EL

di September 25, 2012
Siapa yang sangka hari ini aku menulis tentang MATEMATIKA. Di jurusan ini, rasanya baru kali ini aku menulis tentangnya. Mengingat 2 tahun ini matematika bagiku adalah sebuah istana yang menyediakan banyak sekali kegalauan untuk kadar mahasiswa. Marah, kesal, jengkel, bingung, sakit kepala, ahh semua menjadi 1.
Pukul 08.00, janjian sama teman2 untuk ketemu sama Pak Darwing. Berhubung, kamilah mahasiswanya Bapak yang mengulang Kalkulus I. hahaha..!!!
          Di sini, saya bisa bertaruh kalau inilah hal terseru yang pernah ku alami di MATEMATIKA. Tidak pernah ada gantinya dan tidak pernah ada yang bisa merubahnya kembali.. Ini adalah kisah yang sengaja ku tulis agar dunia juga tahu, bagaimana saya sesaat ini telah jatuh cinta pada MATEMATIKA. Tapi, sepertinya cintaku ini hanya sebentar saja. Hehehe.. Kak Rudi, Kak Anwar, dan Kak Anhy adalah teman-teman seperjuanganku hari ini. Soal kalkulus I ini di mulai dengan beberapa soal yang 1 pun di antara kami tak ada yang bisa menjawabnya dengan benar dan tepat. Yahh, namanya juga mahasiswa matematika amatiran. Tapi tetap itu tidak bisa di maklumi. Haha..!!!
Soal yang di kerjakan dengan sebegini susahnya, parahnya dan sebagai-bagainya pokoknya itu dinyatakan bahwa tidak ada dari kami yang bisa menyelesaikannya. Sementara waktu maghrib telah menghampiri. Sudah mulai dag dig dug lah, lapar menghampiri lah, bahkan jujur ketika itu pikiranku rancu. Malam ini saya harus menginap di mana Tuhan? Memang ada banyak temanku di sini, tapi aku segan minta tolong pada mereka. Tapi, ini harus di lakukan. Setelah beres masalah tempat, sholat maghrib telah di laksanakan maka waktunya kembali pada ujian. Soal demi soal di kerjakan dengan terkadang meminta bantuan. Di sini juga aku ingin semua dunia juga tahu kalau ini bukan pilihan hatiku. Saya telah lama men-dsolimi MATEMATIKA karena saya tak pernah mencintainya, mengerti keinginannya, belajar menghidupkan kehidupan tentangnya dan justru Allah mungkin menyiapkan segunung hikmah, peluang untukku sadar bahwa inilah pilihanNya, inilah yang Allah tetapkan untuk jalan takdirku. Saya mungkin masih mendingan ketimbang teman-temanku lainnya. Anwar misalnya, istrinya sudah marah-marah karena dia telat pulang. Saya ini belum bersuami saja sudah banyak mengeluh. 
Parahan lagi dengan Kak Anhy, seorang kakak yang banyak memberiku nasehat, bimbingan, dan bagaimana sedikit lebih bijak di usia ku yang banyakan labilnya aku ini, dia harus meninggalkan 2 orang Putrinya untuk menyelesaikan tugasnya di kampus. Meninggalkan sejenak kewajibannya sebagai seorang istri untuk mengurusi yang menurutnya "inilah yang akan aku persembahkan untuk anak-anakku, Ulfa". Lihatlah, betapa bijaknya dia!!! Lain kak Anwar, lain pula Rudi. Ketika masa kuliah dulu, anak yang 1 ini tak pernah menghampiri akal sehatku untuk menerima gaya'nya BERPAKAIAN. Celana botol ketat, kemeja yang entah di setrika apa kagak, rambut gondrong, sifat cuek, jarang masuk kelas, jutek, ada ada saja yang membuatku eneg sama dia. Tapi, sekali lagi siapa sangka hari ini nasibku sama dengannya? berada di 1 meja yang sama dengannya mengerjakan soal perbaikan?
Siapa sangka justru seharian dia yang begitu antusias menunggu meski tetap kelihatan sifatnya yang cuek. Siapa yang menyangka semua itu? Allah memang selalu memiliki rencana untuk kita berenung kalau tidak ada yang tidak mungkin jika DIA berkehendak.
Begitu rancangan Allah nampak di mata kita, "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?".
Tak hanya mereka yang begitu luar biasa mengisi warna pelangiku tadi. Bapak Dosenku. Pak Darwing. Untuk lagi, siapa yang sangka... Bapak yang dari penampilan luarnya sederhana sekali, santai, bicara yang ceplas ceplos, tas kecil yang selalu Beliau tenteng, cara mengajar yang selalu tak ketinggalan guyonannya yang pasti selalu mengundang tawa, ternyata di balik semua itu tersimpan sebuah karakter SEMPURNA seorang Dosen, Seorang Bapak, dan Seorang Manusia. Di kampus, boleh iyya tampak sangat asikk dengan segala keunikannya, tampak berwibawa dengan pembawaannya yang kadang serius, tapi di luar semua jangkauan pibadi kita dialah sosok MALAIKAT. 
Dia merubah persepsi panjangku tentang beliau yang mungkin snagat cuek dan jutek. Tawanya yang khas itu adalah salah satu keunikan dirinya. Kalau beliau mau, mungkin aku dan kak anhy akan beliau biarkan pulang begitu saja tanpa harus repot-repot mengantar kami ke tempat tujuan masing-masing? Tapi, beliau tidak seperti itu. Dia mempersilahkan kak Anwar dan kak Rudi untuk pulang lebih dulu, dan sama sekali tidak mengizinkan aku dan kak Anhy beranjak dari tempat kami tenpa dirinya. DIA SANGAT BERTANGGUNG JAWAB. 
Aku hanya tidak tahu, semua yang santai-santai dalam dirinya, tersembunyi kesyahduan nulari yang penuh dengan ketawadhuan. Aku sempat menyesal, kenapa ketika beliau dulu masih mengajari banyak hal tentang matematika kenapa tidak ku perhatikan dengan baik? Padahal kepalanya bisa saja adalah gudang rumus yang bisa ia buang begitu saja kalau dia mau. 
Penyesalan memang selalu datang belakangan.. :))
khirnya, Pukul 21:12, kami bubar. Aku dan kak Anhy di antar pak Darwing. Aku cukup berbangga hati karena bisa menjadi Mahasiswa yang duduk sampingnya di mobil. Bercengkrama banyak hal yang bisa kita urai di sini, menembus cakrawala ilmu dan pengalaman panjang bersamanya yang besok pun bisa hilang begitu angin menghempaskannya dengan hentakan yang kuat.
Tapi, memoar tentangnya itu senantiasa terkenang sebagaimana benang yang akan tetap menjadi pemersatu antar kain yang tak bersua awalnya. Namun tetap, aku belum bisa mencintai MATEMATIKA. 
AAku masih berada dalam kondisi dengan hati yang masih memberontak dengan cita-cita yang takluk hancur di tangan si pemberi kuasa. AKu benci kekuasaan yang liar. Tetaplah aku akan selesaikan apa yang telah aku mulai di sini sebagai bentuk TERIMA KASIH, dan TANGGUNG JAWAB ku sebagai ANAK dan MAHASISWA.
     Untukmu Pak, aku mengucapkan banyak terima kasih. Banyak-banyak bersyukur bisa bertemu denganmu. Semoga Allah senantiasa melimpah Rahmat, Hidayah, Kasih Sayang, Cinta Murni dan Ketulusan, Rezeki Dunia dan Akhirat yang lapang, serta kesehatan agar bisa tetap menjadi ayah, bapak, guru untuk semua mata cahaya yang siap engkau asah lagi, Pak.. Ghansamidha.. ^_^



0 komentar:

Posting Komentar

 

Lyu Fathiah Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review